ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
30 Januari 2013, 10:01

Dapat Dana Penelitian Rp 4,65 Miliar

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dana rutin tiap tahun, Insentif Riset Sinas Kemenristek, untuk pengembangan riset kembali diberikan. Kali ini sembilan dosen dari beberapa jurusan berbeda di ITS berhasil mendapat bantuan dana tersebut. Beberapa orang dosen di antaranya berasal dari Jurusan Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Informatika, Teknik Kelautan serta Teknik Material dan Metalurgi.

Insentif Riset Sinas sendiri telah ada sejak awal tahun 90-an. Pendaftaran yang dilakukan setiap tahun tersebut terbuka untuk seluruh perguruan tinggi. Instansi penelitian lain seperti Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) pun diperkenankan mengajukan proposal.

Di tahun 2013 ini, proposal dari ITS mendapat kucuran dana sebesar Rp 4,65 miliar. Prof Ir Gamantyo Hendrantoro MEng PhD, Sekretaris LPPM ITS, menjelaskan bahwa jumlah tersebut menurun dari tahun 2012 lalu yang jumlahnya mencapai Rp 5,3 miliar.

Namun, untuk riset yang dilakukan dalam bentuk konsorsium jumlahnya meningkat. ”Di tahun ini ada empat riset yang dibentuk dalam konsorsium,” kata Gamantyo. Dosen Jurusan Teknik Elektro ini juga menyebutkan bahwa hal tersebut dapat dilihat dari jumlah dana penelitian konsorsium yang dibiayai lebih banyak dari penelitian yang dilakukan perseorangan. 

Menurut Gamantyo, penilaian proposal yang didanai saat ini berbeda dengan dua tahun yang lalu. Pasalnya, pemerintah saat ini akan mendanai proposal yang risetnya dikerjakan dalam bentuk konsorsium yang turut melibatkan beberapa perguruan tinggi lain atau instansi lain. Salah satunya yaitu konsorsium kapal perang yang dikoordinatori oleh Hendro Nurhadi Dipl-Ing PhD, dosen Jurusan Teknik Mesin, yang saat ini kembali didanai sebanyak Rp 1 miliar.

Penelitian dalam bentuk konsorsium juga berpeluang besar untuk mendapatkan dana Insentif Riset Sinas di tahun selanjutnya. Hal tersebut disebabkan karena nantinya hasil penelitian tersebut tidak hanya berhenti dalam bentuk prototipe, tetapi dapat langsung bekerja sama dengan industri agar dapat diproduksi secara massal. ”Untuk tahun ini terdapat tiga proposal yang telah didanai sebanyak dua kali,” terang Gamantyo.

Dana yang diberikan oleh Kemenristek tersebut akan diturunkan secara bertahap. Seperti tahun kemarin, dana biasanya akan diturunkan dalam tiga termin. ”Pertama saat penandatangan kontrak sebesar 30 persen, pada waktu tengah tahun sebesar 50 persen dari total penerimaan awal dan pada akhir kontrak 20 persen,” paparnya.

Monitoring dan evaluasi (monev) pun turut dilakukan oleh Kemenristek yang dibantu LPPM ITS. Monev akan dilakukan hingga tiga kali untuk riset dalam bentuk konsorsium dan dua kali untuk riset perseorangan.

Berbeda dengan riset dalam bentuk konsorsium, nantinya ITS akan membantu riset yang telah dibuat dalam bentuk perseorangan. Hal pertama yang dilakukan yaitu membantu mematenkan hasil riset dosen lewat Badan Pengelolaan dan Perlindungan Kekayaan Intelektual (BP2KI). Dan tak ketinggalan pula membantu menjembatani dengan pihak industri oleh Badan Kerjasama Inovasi dan Bisnis Ventura (BKIBV). (sha/fz)

Berita Terkait