ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
12 Januari 2013, 10:01

Aplikasikan Topometri dan Toponimi Lewat Field Camp

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Daerah yang menjadi lokasi pelaksanaan Field Camp sendiri tepatnya terletak di Kecamatan Trawas, dengan memilih empat desa sebagai medannya, yakni Trawas, Selotapak, Ketapanrame dan Belik. ”Morfologi permukaan bumi di Surabaya terlalu flat, jadi kami memilih Trawas yang morfologinya jauh lebih bergelombang,” ungkap Prof Dr Ir Bangun Muljo Sukojo DEA DESS, Dosen Teknik Geomatika.

Setelah dianggap mampu mengoperasikan dengan baik seluruh instrumen survei konvensional maupun modern, mahasiswa dituntut untuk dapat menerapkannya ke dalam proses pengumpulan data spasial. Data yang diperoleh dari desa setempat itu digunakan dalam pembuatan informasi geospasial berupa peta topografi. Selain itu, mahasiswa juga melakukan pengumpulan data terkait sejarah, demografi, geografi, serta segala potensi yang dimiliki oleh desa tersebut.

Field Camp sendiri bertujuan untuk memetakan secara fisik keempat desa di Kecamatan Trawas yang telah ditentukan sebagai objek. Selain aspek fisik, mahasiswa juga melakukan pemetaan aspek non fisik seperti kaidah hukum, sosial, dan juga ekonomi yang ada di desa tersebut. Sehingga masyarakat setempat nantinya akan lebih mengetahui potensi-potensi yang ada di daerahnya. ”Jadi, manfaat dari kegiatan ini tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa, tetapi juga untuk masyarakat di sana,” tambah Bangun.

Bangun menjelaskan, melalui kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu menerapkan ilmunya secara nyata. Keadaan medan yang sulit akan membuat kemampuan mahasiswa semakin terasah. Tak hanya itu, berkomunikasi dengan masyarakat melalui kegiatan ini juga merupakan pengalaman yang sangat penting, mengingat ranah kerja lulusan Teknik Geomatika tak lepas dari kontak dengan masyarakat.

Kegiatan tahunan yang sudah ada sejak 1999 ini mulanya hanya memanfaatkan ilmu topometri dalam pelaksanaannya. Namun sejak dua tahun terakhir, ilmu toponimi juga ikut diterapkan untuk memetakan aspek non fisik dareah setempat. Sehingga tidak hanya hardskill yang dibutuhkan untuk menerapkan topometri, melainkan softskill juga menjadi modal utama untuk menyelesaikan permasalahan suatu daerah dilihat dari segi toponiminya.

Kegiatan ini akan berlangsung selama lima hari hingga Senin (14/1). Hasil laporan Field Camp yang meliputi peta topografi, citra satelit, monografi desa dan juga potensi desa nantinya akan dipublikasikan melalui website Jurusan Teknik Geomatika dan akan diserahkan kepada pihak desa setempat. ”Kami juga akan berupaya juga untuk menyampaikan hasil pemetaan ini kepada pemerintah kota setempat,” pungkas Bangun. (oly/ald)

Berita Terkait