ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
20 Desember 2012, 18:12

Bedah Buku, Sampaikan Saran untuk ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

”Waktu dahulu, walaupun sarana kurang, tetapi mahasiswa saya itu tetap menyelesaikan tugas dengan baik,” kenang Ir Anggraeni, salah satu narasumber buku Titik Nol Kampus Perdjoeangan berbagi cerita tentang perkuliahan di ITS. Namun ia menyayangkan, karakter tersebut tak lagi dapat di jumpai di mahasiswa ITS saat ini.

”Sekarang itu, mahasiswa ITS manja," terang Alumni Teknik Sipil angkatan kedua ini. Anggraini mengatakan, seharusnya mahasiswa ITS saat ini tidak lagi bergantung kepada dosen. Dengan banyaknya sarana yang tersedia sekarang, mulai dari perpustakaan, jurnal ilmiah, hingga internet, mahasiswa harusnya dapat lebih leluasa untuk belajar mandiri.

Senada dengan Ir Anggraeni, Prof Mahmud Zaki, Dosen Fisika yang sekaligus mantan rektor ITS ini juga mengatakan bahwa sudah seharusnya ITS mencontoh budaya belajar mahasiswa asing yang mencari informasi secara mandiri. ”Contoh Belanda, Australia, dan Jerman, mahasiswa lebih banyak mendapatkan pengetahuan ketika belajar mandiri,” ungap Zaki.

Zaki berharap dengan belajar mandiri mahasiswa dapat menerima lebih banyak ilmu saat dosen memberikan kuliah. Zaki menyayangkan sistem pendidikan Indonesia yang sejak tingkat dasar hanya menitikberatkan pengetahuan akademik yang banyak, tetapi kurang memperhatikan kepribadian pelajar.

Guru besar itu lalu mencontohkan sistem pendidikan di Belanda, Jepang, dan Australia yang fokus dengan pembentukan kepribadian pada pendidikan tingkat dasar dan pengetahuan akademis pada tingkat pendidikan atas. ”Mungkin dengan kurikulum baru ini, apa yang diharapkan bisa tercapai” ujar Zaki.

Selain Anggraini dan Zaki, narasumber yang turut hadir dalam acara bedah buku ini adalah Prof Ir Pinardi Koestalam MSc dan putri dr Angka Nitisatro, Madiana Indiyati. Mereka bercerita tentang tapak tilas awal pendirian kampus perjuangan dari tahun 1957 hingga 1970. (m1/ald)

Berita Terkait