Gedung Robotika, ITS Online. Pagelaran pesta rakyat yang berlangsung tadi malam berlangsung meriah. Ada cheerleader pria,ada pameran karya dari despro, juga ada cosplay yang berkeliaran selama pesta rakyat berlangsung.
Tak terkecuali konser rock law. Walaupun usia personilnya rata-rata sudah separuh baya, tetapi penampilannya tidak kalah energik dibandingkan dengan band-band sekarang. Dengan pakaian ala rocker, rambut gondrong jaman dulu, dan lagu-lagu yang dibawakan juga lagu-lagu rock top luar negeri zaman dulu, seperti The Purple, Van Hallen, dan Metallica. Hal ini tentu saja menarik banyak penonton kala itu.
Disebalik konser yang sangat meriah ini, ternyata tersimpan kenyataan tersendiri. “Konser ini merupakan rangkaian agenda acara untuk berkumpul lagi bagi para rocker region Surabaya, ungkap Pak Dodin, vokalis rock law.
“Setelah konser ini, akan ada konser lainnya pada tanggal 18 Desember nantiâ€, ungkapnya.
“Jadi, Rock Law itu singkatan dari rocker lawasâ€, imbuhnya .
Dulu pernah suatu ketika zaman rock mati suri. Hal itu berawal dari konser Metallica terakhir di Indonesia, tepatnya di Jakarta. Saat itu malah terjadi kerusuhan. Tak pelak, hal ini menciptakan anggapan negatif bagi orang banyak bahwa rock itu keras, dan itu memicu pemboikotan terhadap rock. Para band rock di Surabaya juga ikut merasakan imbasnya, sehingga band seperti Elpamas, Adimetal, dan Grassrock tidak bisa terus berkarya.
Melihat hal itu, alumni ITS tahun 1996 ini berkeinginan untuk membentuk suatu wadah berkumpulnya para rocker region Surabaya. Akhirnya, pada tanggal 12 Mei 2009, forum rock law bisa dibentuk.
Cita-cita alumnus Teknik Sipil ini adalah agar para rocker saling peduli, dan bisa berkumpul lagi. Selain itu, ini juga untuk menginspirasi dan menunjukkan generasi muda Surabaya bahwa rock masih eksis, pungkasnya. (m1)