Lazuardi, Perjuangkan Independensi KM ITS
R Arif Firdaus Lazuardi, itulah nama calon presiden BEM yang mendapat nomor urut pertama. Mengusung semangat independensi mahasiswa, mahasiswa Jurusan Matematika ITS ini sangat optimis dapat menduduki kursi BEM ITS 1.
Keputusan Lazuardi mencalonkan diri sebagai Presbem ITS periode 2012-2013, berawal dari kegelisahan dia bersama teman-temannya dengan kondisi BEM ITS saat ini. Ia menilai, keberadaan BEM ITS dalam beberapa periode terakhir kurang dimiliki dan dirasakan mahasiswa. ”Banyak yang mengatakan, ada atau tidak ada BEM sama saja,” tutur mantan staf PSDM Himatika ini.
Sehingga, dengan membawa semangat independensi mahasiswa, Lazuardi berencana melakukan perubahan pada diri BEM ITS periode 2012-2013. ”Semua aspirasi harus berasal dari mahasiswa, dilakukan oleh mahasiswa, dan didedikasikan untuk mahasiswa pula,” tegas anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tiang Alit tersebut.
Guna mewujudkan mimpi membawa KM ITS menuju kedudukan yang benar-benar independen, Lazuardi telah mempersiapkan tiga program kongkrit yang akan ia terapkan ketika menjadi Presbem nanti. Pertama, mahasiswa yang sudah aktif berorganisasi sejak SMP tersebut akan mendirikan sebuah ruang publik yang dapat dinikmati KM ITS selama 24 jam.
Lazuardi melanjutkan, Langkah ini diambil karena hingga saat ini belum ada ruang publik mahasiswa di ITS yang dapat diakses hingga tengah malam. Padahal, fasilitas tersebut sangat diperlukan oleh mahasiswa ITS untuk menunjang prestasi mereka di berbagai bidang. ”Kita bisa ngerjain tugas bareng, sharing, dan melakukan aktivitas UKM di sana,” terang mahasiswa asal Surabaya tersebut.
Untuk program terobosan kedua, Lazuardi berencana meningkatkan kinerja BEM dalam melakukan advokasi terhadap mahasiswa ITS. Ia menjelaskan, angka Drop Out (DO) mahasiswa ITS setiap tahunnya masih terlalu tinggi. Sehingga perlu ada tindakan ekstra untuk menekan angka DO terhadap anggota KM ITS. ”Kita nanti akan lebih proaktif menjaring mahasiswa bermasalah dari setiap jurusan,” tuturnya.
Sedangkan untuk program kerja yang ketiga, Lazuardi berencana mengaplikasikan disiplin ilmu yang ia dapatkan di bangku kuliah. Ia akan menerapkan sistem survei dulu sebelum melakukan pengambilan keputusan nanti. ”Tindakan yang kita ambil tidak akan salah jika semuanya berdasarkan data yang valid,” ujarnya.
Namun, disamping ketiga program kerja utama tersebut, Lazuardi juga mempunyai program kerja yang lain untuk mengembangkan potensi anggota kabinetnya. Untuk bidang pendidikan, ia berencana mendirikan sekolah anak jalanan serta pelatihan keterampilan bagi karyawan dan pemuda karang taruna di sekitar ITS.
Dalam bidang budaya, Lazuardi mempunyai inisiatif untuk membuat sebuah festival seni dan budaya mahasiswa. ”Sebagai pengabdian masyarakat, saya akan merencanakan program kerja bakti kampung dan konservasi lingkungan,” tutur Lazuardi.
Lazuardi pun berharap, pelaksanakan pemilihan umum Presbem ITS periode 2012-2013 ini dapat berjalan lancar dan sportif. Ia juga berpesan, siapapun yang nantinya lolos menjadi Presbem jangan takut untuk memperjuangkan hak KM ITS. ”BEM harus independen dan mengerti kebutuhan KM ITS,” pungkasnya.
Arif, Ajak Mahasiswa Bergerak Berkarakter
Ia bukan orang baru dalam jajaran Keluarga Mahasiswa (KM) ITS. Tahun lalu, ia telah dipercaya sebagai koordinator Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Tahun ini, mahasiswa berkacamata tersebut, turut ambil bagian dalam pesta demokrasi mahasiswa ITS 2012. Dialah, Arif Rachman Hakim.
Arif tak pernah terpikir akan mencalonkan diri sebagai Presiden BEM ITS. Namun, keadaan berubah selama ia mengemban amanah sebagai koordinator DPM. Ia jadi terbiasa untuk menganalisa kondisi BEM ITS. ”Sebenarnya, sudah banyak teman yang bilang saya mempunyai potensi lebih dari menjadi koordinator DPM,” tuturnya.
Satu visi yang diusung oleh Arif sebagai capres BEM ITS. Yakni terciptanya insan berkarakter demi cita luhur nusantara. Lebih dalam, Arif memaparkan bahwa setiap kata dalam visinya mempunyai makna yang patut untuk dicermati dan diwujudkan.
Kata terciptanya bermakna kader dan proses. Artinya setiap hal, khususnya manusia, mempunyai hak untuk berkader dan berproses menjadi insan yang berkarakter. Sementara itu, ia menambahkan bahwa pembentukan karakter dapat diperoleh dari dua hal, student need dan student interest. ”Contohnya mudah saja. Student need adalah kebutuhan mahasiswa akan sains dan teknologi. Student interest adalah kebutuhan minat bakat mahasiswa,” ujar asal Jember ini.
Untuk merealisasikan gagasannya itu, Arif telah menggagas sebuah perubahan dalam kepemimpinannya kelak. Hal ini diwujudkannya melalui sebuah program yang akan mengintegrasikan sosial masyarakat, sosial politik, dan keprofesian.
Arif menambahkan program ini berawal dari kritisasinya terhadap kiprah BEM terdahulu tentang pemberdayaan para komunitas jurusan. Misalnya, Komunitas Kalpataru, jurusan Teknik Elektro, berbagai komunitas lingkungan jurusan Teknik Lingkungan atau komunitas pers yang terdapat di berbagai jurusan. ”Mereka memerlukan sebuah ruang berkarya. Untuk itu, saya akan menyusun sinergisitas komunitas sesuai dengan bidang ilmunya,” paparnya.
Selanjutnya komunitas tersebut akan dilibatkan dalam sebuah proyek besar yang berbasis keprofesian. ”Misalnya, pengabdian masyarakat misalnya. Dalam satu desa, komunitas yang konsen energi dapat mengupayakan perbaikan dan pembangunan sistem energi. Sementara teman-teman dengan bidang ilmu konstruksi dalam konsen terhadap infrastruktur seperti jembatan,” ujar mantan staf Kementerian Sosial Politik (Sospol) BEM ITS ini.
Bagi Arif, pembentukan komunitas merupakan prioritas utamanya dalam kepengurusan nantinya. Hal ini terbukti dari langkah pertamanya ketika ia terpilih nantinya. ”Bulan pertama, internalisasi. Bulan kedua, pembuatan rencana strategis komunitas. Targetnya Februari,” ujarnya mantap.
Arif pun masih memiliki pandangan lain tentang KM ITS sebelumnya. Hal ini terkait menurunnya budaya organisasi. Hal ini ditandai dengan hilangnya nilai-nilai penting seta budaya kekeluargaa dalam berorganisasi. Salah satunya parameternya adalah budaya aspirasi dan musyawarah.
Hal inilah yang mendorong alumnus SMA Negeri 1 Jember ini mengusung jargon Bergerak Berkarakter, dalam kepengurusannya ke depan. Bergerak memiliki makna bahwa setiap mahasiswa merupakan objek dan subyek perubahan. Mereka merupakan aktor utama dalam perencanaan dan perubahan. Sementara, berkarakter dipilih dengan harapan bahwa ia nantinya dapat mengembalikan nilai-nilai kecil organisasi yang telah hilang.
Diakuinya, gagasan besar dan inovasi yang ia lakukan bukan semata-mata untuk dirinya. Melainkan untuk perubahan KM ITS ke arah yang lebih baik. Untuk saat ini, ia sedang menggalang dukungan dari semua kalangan ITS, Baik kalangan struktural maupun kultural. ”Bagus tidaknya hasil ini tergantung kepuasan KM ITS,” tuturnya.
Zaid Ari, Asa Berkarya untuk Bangsa
Salam mahakarya, bersatu dalam asa berkarya untuk bangsa. Jargon sarat karya ini dijadikan sebagai salah satu kalimat semangat bagi Zaid Marhi Nugraha untuk memenangkan Pemilihan Raya (Pemilu) Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS tahun ini. Dengan visi mengukir mahakarya KM ITS dengan semangat vivat demi terwujudnya kemandirian bangsa, Ari siap bersaing.
Berlatar belakang sebagai mantan Ketua Himpunan Mahasiswa (Kahima) Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika (HMTF), pria yang akrab dipanggil Ari ini dikenal berani melakukan banyak perubahan demi kemajuan. Salah satunya, Ari merubah struktur organisasi di HMTF, walau mendapat rintangan dari beberapa warga.
Tidak hanya itu, HMTF yang dipimpinnya pun bukan minim prestasi. Penghargaan dari BEM ITS sebagai ormawa dengan dewan presidium teraktif berhasil digondol dalam masa kepemimpinannya. ”Kami juga berhasil meraih predikat sebagai kewirausahaan terbaik di ITS,” tutur mahasiswa angkatan 2009 ini.
Maju sebagai calon presiden BEM ITS tahun ini, Ari membawa berbagai asa untuk Keluarga Mahasiswa (KM )ITS di masa depan. Ari mengaku, ada dua program kerja (proker) unggulan yang akan ia usung bersama timnya jika berhasil menduduki kursi panas presiden BEM ini.
Salah satunya, Inkubator Mahakarya KM ITS. Mulai dari melakukan pendataan hingga publikasi berupa katalog karya KM ITS. ”Namun kami menitikberatkan pada pengembangan karya-karya mahasiswa ITS tersebut,” ungkapnya mantap.
Satu lagi program kerja yang ia unggulkan adalah Young Engineer Summit (YES). YES sendiri merupakan forum kepemudaan yang bergerak di bidang sosial, politik, entrepreneur, kepahlawanan, dan lain sebagainya. Dari forum ini Ari mengharapkan YES bisa menjadi ajang untuk para engineer membicarakan masa depan bangsa dan fokus terhadap kemajuan bangsa Indonesia. ”Nanti forum ini akan diisi oleh para tokoh nasional yang mampu membawa impact positif untuk kemajuan bangsa,” ujar mantan wakil ketua OSIS SMAN 5 Surabaya ini.
Sementara itu, menurut Ari, KM ITS saat ini ibarat pohon yang sedang tumbuh. ”Semakin tinggi pohon tumbuh, maka angin yang bertiup juga akan sangat kencang menerpa, belum lagi gangguan hama yang akan menyerang,” tutur mahasiswa yang lahir di kota Yogyakarta ini.
Ari menambahkan bahwa KM ITS tidak perlu lagi sibuk memperdebatkan darimana asal dan latar belakangnya. Menurut Ari, yang terpenting adalah kemampuan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki dan kebermanfaatan bersama untuk berbagai macam karya hingga terwujud sebuah Mahakarya ITS yang luar biasa. ”Karena karya tidak akan pernah tergerus oleh waktu. Dan juga karena karya adalah kebermanfaatan untuk bersama,”pungkasnya. (ali/ran/ais/izz/nir)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,