”Angin ini sulit diprediksi kapan datangnya sehingga sementara ini dianggap given,” tutur Dr Ir Amien Widodo MS. Oleh karenanya, apabila suatu daerah pernah dilewati angin kencang, maka penduduk daerah tersebut harus waspada dan siap siaga mengantisipasi angin yang sama di musim berikutnya.
Ketua Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim (PSKBPI) tersebut melanjutkan bahwa tidak semua bangunan rusak karena angin ini. Biasanya ada masalah internal dengan bangunan yang roboh tersebut. Ia menganalogikan kondisi tersebut dengan serangan virus influenza yang seringkali datang pada musim pancaroba. ”Tidak semua orang terkena flu, hanya beberapa saja yang terkena dikarenakan kondisinya tidak fit,” terangnya.
Ia menghimbau kepada pihak yang bertanggung jawab terhadap bangunan tegakan seperti papan reklame, baliho, berbgai jenis antena, dan juga bangunan semacamnya untuk melakukan pemeriksaan kondisi bangunan tersebut. Hal yang perlu diperiksa adalah umur bangunan, tingkat kekeroposan akibat korosi, kondisi mur baut, dan sambungan dalam bangunan. Hasil pemeriksaan ini selanjutnya akan diverifikasi oleh pihak yang berwenang. ”Kalau sekiranya bangunan itu sudah tidak layak, seharusnya segera dirobohkan dan diganti yang baru,” tutur dosen Jurusan Teknik Sipil ITS ini.
Demikian pula bagi pihak yang berwenang memelihara pohon. Amien juga menyarankan agar pihak tersebut mulai melakukan pemeriksaan terhadap pohon. Terutama bagi pohon yang berada di tempat umum dan membahayakan aktivitas manusia apabila roboh. ”Apabila pohon itu ada di hutan atau di gunung yang tidak ada aktivitas manusia, ya dibiarkan saja,” lanjutnya.
Banyak faktor yang mengakibatkan tumbangnya sebuah tumbang. Beberapa kasus pohon tumbang seringkali disebabkan karena usia pohon, kondisi batang yang keropos, kanopi pohon terlalu lebar, kondisi tanahnya yang lunak, hingga ulah manusia. Amien menyarankan agar segera menebang pohon yang sekiranya sudah rawan roboh dan menggantinya dengan pohon yang baru.
Ia menambahkan bahwa partisipasi masyarakat juga penting dalam mengantisipasi datangnya angin kencang. ”Bagi masyarakat yang bermukim di sekitar bangunan tegakan atau pohon, diharapkan ikut aktif mengamati kondisi sekitar dan segera melaporkan ke pihak berwenang apabila mendapati kondisi membahayakan,” tuturnya. (*/izz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung