Dalam paparannya, Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA menegaskan bahwa internasionalisasi adalah keharusan bagi ITS. Hal ini megacu pada rencana strategis (renstra) ITS tahun 2017 dan target Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2020 tentang penguatan daya saing internasional. ”Tahun 2017, ITS sudah harus menjadi world class university,” terangnya.
Tri Yogi menambahkan bahwa reputasi tersebut dapat tercapai dengan beberapa cara. Pertama adalah melalui international recognition dari riset dan publikasi. Selanjutnya, pembelajaran yang harus mengacu terhadap standar internasional. Ketiga, adalah posisi sebuah universitas di mata dunia. Serta, jumlah mahasiswa asing dalam sebuah universitas.
Sementara itu, Pembantu Rektor IV, Prof Dr Darminto MSc juga menyebutkan bahwa selain internasional recognition, international atmosphere juga menjadi faktor penting. Keduanya saling terkait. Dalam hal ini adalah memasyarakatkan iklim internasionalisai ke semua kalangan di ITS. ”Hal ini tidak dapat dicapai sendiri. Sehingga, membutuhkan sinergitas semua elemen ITS,” terang Darminto.
Versi QS Star
Ada banyak standar internasional yang menjadi acuan. Untuk tahap awal ini, ITS menjadikan QS Star sebagai standar. Penilaian QS Star ini adalah penilaian berdasarkan jumlah bintang yang didapat.
Standar QS Star sendiri meliputi tujuh aspek. Mulai dari teaching, employability, riset, internasionalisasi, fasilitas, distance learning dan advanced and specialist award. ”Kepedulian terhadap budaya dan lingkungan, inovasi dan engangement adalah penilaian untuk advanced award. Sedangkan specialist award meliputi penghargaan dosen dan rangking kelas dunia,” papar Drs Maria Anityasari ST MT, ketua IO.
QS Star sendiri dipilih karena dianggap sesuai dengan kondisi ITS saat ini. Berdasarkan penilaian yang dilakukan, ITS hanya mendapatkan dua bintang dalam aspek teaching. Sedangkan dalam aspek riset, ITS hanya mendapat satu bintang. Hal ini bukan berarti riset ITS tidak bagus, tetapi karena kemampuan dokumentasi yang kurang.
Maria juga menjabarkan mengenai peluang internasionalisasi ITS. Berdasarkan analisa dengan metode Strengh Weakness Opportunity Thread (SWOT) diketahui bahwa posisi ITS berada di kuadran ketiga. ”Kita punya banyak peluang, tetapi dari segi internal belum siap,” jelas Maria.
Dalam sarasehan ini, juga digelar sesi diskusi dan jaring aspirasi. Setiap peserta berhak mengungkapkan ide dan sarannya tentang bagaimana strategi peningkatan rangking dunia. (ran/izz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung