ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
08 November 2012, 23:11

Bertutur Visi Misi dalam Kampanye Perdana

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Penyampaian visi dan misi dari masing masing calon Presiden BEM pun disambut hangat oleh mahasiswa ITS. Area kampanye dipenuhi oleh banyak mahasiswa yang ingin mengetahui sosok calon pemimpin KM ITS.

Tim Sukses Pemilu (TSK) masing-masing calon Presiden BEM mencoba mengajak para pengunjung untuk mendukung calonnya sejak acara dimulai. Berbagai cara mereka lakukan, mulai metode ajakan dengan penyebaran bunga kertas hingga cara konvensional seperti menampilkan styrofoam bertuliskan ajakan memilih calon yang diusungnya.

Menjadi seorang Presiden BEM memiliki makna berbeda bagi ketiga calon. ”Tidak penting menjadi seorang Presiden BEM. Tapi Presiden BEM merupakan suatu sarana untuk mengubah ITS,” tutur R Arif Firdaus Lazuardi yang tampil mengenakan blangkon. Ia melanjutkan bahwa seorang Presiden BEM pasti memiliki power yang lebih untuk mewakili kepentingan KM ITS.

Tidak jauh berbeda dengan Lazuardi, Arif Rachman Hakim turut menyampaikan bahwa Presiden BEM merupakan wakil dari KM ITS. ”Saya bertekad untuk mengutamakan kepentingan bersama,” tuturnya.

Zaid Marhi Nugraha punya tanggapan tersendiri mengenai makna dari menjadi seorang Presiden BEM.  ”Pemimpin adalah pelayan. Sudah kewajiban dari pemimpin untuk memberikan waktu pribadinya untuk kepentingan umum,” terang Zaid tenang.

Setelah sesi tanya usai, masing-masing calon pun memberikan closing statement. Arif Rachman Hakim menganalogikan KM ITS adalah sebuah mesin. ”Sama seperti mesin yang memiliki komponen berbeda namun tetap bermanfaat. Begitu pula KM ITS yang memiliki perbedaan, mereka dapat bermanfaat bila kita selaraskan,” tutur calon presiden BEM nomor dua yang mengusung slogan bergerak berkarakter ini.

Zaid Marhi Nugraha, calon presiden BEM nomor tiga, menuturkan bahwa satu karya akan lebih menginspirasi dari pada sepuluh prestasi. ”Karena kebaikan memerlukan kebersamaan dan kebersatuan. Karena itulah kita harus memiliki rasa kebersamaan dalam berkarya,” terang Zaid yang mengusung slogan mahakarya.

Kampanye ditutup dengan sesi closing statement dari Arif Lazuardi. Ia lebih memilih membawakan puisi karya WS Rendra berjudul Sajak Pertemuan Mahasiswa dalam sesi tersebut. ”Salam Independensi mahasiswa,” tutup Arif  mengakhiri pembacaan puisinya. (sha/izz)

Berita Terkait