Kompetisi yang bertempat di Universitas Diponegoro (Undip) tersebut merupakan salah satu program Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) dalam rangka memajukan pendidikan kemaritiman Indonesia. Kompetisi tersebut juga direncanakan akan menjadi agenda tahunan Dikti dengan tuan rumah yang berbeda-beda tiap tahunnya. ”Tahun ini baru yang pertama kali,” ungkap Arya.
Dalam kontes yang diikuti perguruan tinggi se-Indonesia tersebut, ada tiga kategori yang dipertandingkan. Di antaranya, kategori kapal yang berjalan otomatis (autonomus), kategori kapal yang dikendalikan dengan remote control, dan yang terakhir kategori kapal berbahan bakar minyak. ”Kami hanya mengikuti dua kategori yaitu autonomus dan remote control,” jelas ketua tim kontingen ITS tersebut.
Arya menambahkan, ia dan teman-temannya hanya mempunyai waktu sekitar dua bulan untuk mempersiapkan Barunastra, nama kapal mereka. Satu bulan pertama mereka gunakan untuk membuat konsep kapal serta proposal pendaftaran. Dan sisanya, mereka manfaatkan untuk mengerjakan prototype kapal.
Namun, meskipun waktu persiapan cukup singkat, prototype kapal yang dihasilkan sangat memuaskan. Bagus Gelis, salah satu anggota tim Barunastra mengatakan, penampilan kapal mereka dalam setiap sesi penilaian selalu maksimal. Misalnya, saat tes manuver, Barunastra sukses melewati semua rintangan yang disediakan panitia. ”Kami mendapatkan poin sempurna tanpa pinalti,” jelasnya.
Selain itu, nilai tertinggi juga didapatkan dari penilaian untuk tes kecepatan. Barunastra berhasil membukukan waktu tercepat dengan 14,29 detik, jauh di depan lawan-lawanya. ”Pesaing terdekat kami hanya mampu mengumpulkan waktu 40,54 detik,” jelas mahasiswa asal Sidoarjo tersebut.
Tak hanya sampai di situ, poin penting juga berhasil diperoleh tim Barunastra pada saat penilaian team work dan desain prototype. Mereka terpilih menjadi tim terbaik dalam hal kerja sama dan tim dengan desain kapal terbaik.
Berkat nilai-nilai sempurna tersebut, tak mengherankan jika ketiga mahasiswa ITS ini sukses menjadi juara untuk kategori remote control dan best design. Selain mengharumkan nama ITS, prestasi ini juga semakin mengukuhkan kedudukan ITS sebagai perguruan tinggi dengan pendidikan kemaritiman terbaik di Indonesia.
Originalitas dan Perhitungan Profesional
Kesuksesan tim Barunastra menjuarai dua kategori dalam kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional bukanlah tanpa alasan. Salah satu kelebihan mereka terletak pada desain kapal yang original. Alfi, anggota tim lainnya menjelaskan bahwa mereka benar-benar mendesain prototype Barunastra dari nol.
”Kebanyakan lawan-lawan kami mengambil desain untuk kapal mereka dari internet,” terangnya. Lebih dari itu, bahan dasar yang digunakan sebagai komponen utama pembuatan kapal juga berasal dari bahan yang terbaik. Barunastra menggunakan kayu jenis Balsa yang memiliki keistimewaan lebih ringan daripada kayu-kayu lainnya. ”Untuk memperkuat konstruksi, kami juga melapisinya dengan fiber,” tambah mahasiswa berkacamata tersebut.
Keistimewaan lain datang dari sistem konstruksi yang telah diperhitungkan secara matang. Memanfaatkan latar belakang sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, ketiga mahasiswa tersebut mengaplikasikan perhitungan saat kuliah ke setiap konstruksi bangunan Barunastra.
Sehingga, sifat-sifat prototype kapal yang dibuat hampir menyerupai sifat kapal sebenarnya. Salah satu contohnya, yaitu mampu mereduksi terjangan ombak yang datang. Lokasi perlombaan yang berada di laut lepas memiliki potensi ombak cukup besar yang dapat menghambat laju kapal. Namun, karena sudah diperhitungkan sejak awal, hambatan tersebut tidak terlalu berpengaruh.
Berkompeten Namun Minim Fasilitas
Tinta emas yang ditorehkan ketiga sivitas akademika ITS tersebut semakin memperkuat persepsi kampus prestasi untuk ITS sendiri. Hal ini juga menunjukkan bahwa sivitas akademika ITS memang berkompeten dalam berbagai aspek. ”Penampilan kontingen ITS lainnya kemarin juga cukup baik,” ujar Bagus.
Akan tetapi, potensi yang menjanjikan dari mahasiswa ITS tersebut tidak akan dapat maksimal jika tidak didukung dengan fasilitas yang memadai dari pihak institut. Terutama mengenai sarana penunjang kompetensi. ”Kami kemarin sempat kebingungan mencari lokasi yang tepat untuk latihan,” jelas Alfi.
Sehingga, tim Barunastra pun menyarankan, agar pihak institut juga memperhatikan sarana pendukung bagi kontingen ITS yang akan bertanding membawa nama besar almamater. Pasalnya, dukungan dari segala aspek akan meningkatkan skill dari kontingen, juga memperbesar kemungkinan juara pada setiap kompetisi.
Arya pun berharap, pendidikan teknologi kemaritiman Indonesia, terutama di ITS akan semakin maju dan mampu bersaing dengan dunia maritim internasional. Sehingga, meskipun berbagai prestasi telah ditorehkan, penelitian mengenai teknologi maritim harus tetap berlanjut. ”Menang kalah tidak penting. Namun riset mengenai teknologi kemaritiman adalah yang utama,” pungkasnya. (ali/esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan