ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
06 Oktober 2012, 06:10

Ingin Kualitas Pendidikan Meningkat, Canangkan PraS2-S2

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pertumbuhan perguruan tinggi baru di Indonesia terbilang pesat. Meski demikian, pendidikan masih menjadi salah satu masalah utama di daerah yang termasuk dalam kategori 3T di Indonesia. ”Karena itu, peningkatan kualitas tenaga pengajar dan kependidikan menjadi satu hal yang krusial,” terang Lilik.

Lilik menjelaskan, program PraS2 sendiri adalah tahap penyetaraan sarjana Pendidikan Matemtika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) dengan sarjana MIPA menuju ke S2 MIPA. Program ini ditempuh selama dua semester. Jika prestasi akademis dari para mahasiswa sangat memuaskan, mereka dapat langsung mengambil mata kuliah S2 bahkan pada semester pertama. Hal ini sekaligus menjadi insentif agar para mahasiswa semakin termotivasi untuk menuntaskan pendidikannya dengan baik.

Tim program ini terdiri atas Lilik bersama Dekan FMIPA dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan ITS sendiri. Sains dasar menjadi prioritas karena nantinya para peserta program ini akan kembali ke daerahnya masing-masing untuk menjadi tenaga pengajar. ”Meski demikian, masih ada kemungkinan mereka untuk memilih jurusan lain yang linear,” tambah Prof Dr R Y Perry Burhan M Sc, Dekan FMIPA ITS.

Di ITS sendiri terdapat tidak kurang dari 100 orang, baik sarjana maupun tenaga pendidik, yang mengikuti program ini. Meski didominasi oleh peserta yang berasal dari Indonesia Timur, pada umumnya mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Selama beberapa tahun ke depan, mereka akan menjalani kehidupan layaknya mahasiswa lain di ITS.

Output dari program ini adalah lulusan-lulusan tenaga pendidikan yang memiliki kemampuan riset keilmuan yang sangat mumpuni. Bukan hanya metode pendidikan, lulusan program ini dituntut memiliki bekal yang mapan terkait bidang yang mereka tekuni. ”Karena sebenarnya ilmu pengetahuan harus bergerak maju dengan pendidikan atau pengajar menempel padanya,” tandas Lilik.

Diakui mantan rektor ITB ini, perguruan tinggi swasta yang banyak didirikan di daerah 3T masih memiliki banyak kekurangan, terutama dari segi akademisi dan spesifik ilmu. Melalui program ini diharapkan penyetaraan pendidikan di seluruh pelosok negeri dapat dicapai. ”Kami optimis dalam satu hingga empat tahun program ini sudah menghasilkan dampak yang signifikan,” pungkas Perry. (ken/nir)

Berita Terkait