Sedikitnya, ada dua macam aktivitas dalam kegiatan ini, yakni pengobatan gratis dan penyuluhan tanaman organik. ”Untuk pengobatan gratis kita telah melaksanakannya Minggu (16/9) lalu, sedangkan hari ini penyuluhan tanaman organik,” ungkap Muhammad Rasyied Wahyudi, ketua pelaksana.

Ia juga mengatakan setidaknya hadir 250 orang yang mengikuti pengobatan gratis ini karena rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di sana.”Umumnya kami melakukan general check-up kepada warga sekitar dengan dibantu tim dokter dari Badan Amil Zakat Jawa Timur,” bebernya.

Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia ITS ini, menyatakan lingkungan di sana tidak sehat. Ia pun menjelaskan, sebagian besar penyakit-penyakit tersebut muncul karena kondisi udara, tanah, dan air di sana yang sudah tidak layak lagi.

Di sisi lain, BEM ITS  menargetkan untuk menyiapkan bekal para korban sebelum menghuni kawasan baru hasil relokasi nantinya. ”Yang terpenting, mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan baru,” pungkasnya.

Menurutnya, dengan penyuluhan mengenai penanaman sayur-sayuran ini, diharapkan dapat membantu mereka di tempat barunya. ”Selama ini mereka mengeluh karena tanaman-tanaman yang ditanam selalu bermasalah, seperti daun yang mengerut, buah yang kecil, dan lain-lain,” tutur pria asal Jombang ini.

Pun demikian, ditemui di tempat yang berbeda, para peserta penyuluhan merasa terbantu dengan adanya program yang dijalankan BEM ITS ini. ”Kami harap ITS dapat berpatisipasi aktif juga untuk mengawal proses pengembangan tanaman organik ini lebih lanjut,” ucap Rokin, warga sekitar yang mengikuti penyuluhan.

Ke depan, BEM ITS berharap dapat terjalin hubungan yang baik antara warga dan ITS. Selain itu, para mahasiswa juga berusaha mengawal kegiatan ini hingga warga di sana siap. ”Setidaknya butuh satu sampai dua tahun lagi sampai rencana relokasi itu terjadi, kami akan siapkan kebutuhan hardskill mereka juga ke depannya,” tutupnya. (man/nir)