Sekilas tak ada yang mengira jika bundaran ITS dapat berubah menjadi pasar. Mengingat tempat ini termasuk kawasan yang sepi aktivitas. Namun, suasana akan berubah sejak pukul 15.00. Puluhan pedagang akan berbenah menata lapaknya masing-masing.
Tak ada pelapakan di pasar dadakan ini. Biasanya, bagian pinggir merupakan tempat mahasiswa. Sedangkan di sisi lain, terlihat warga sekitar turut ambil bagian. Karena dinilai menjanjikan, banyak mahasiswa yang ingin memanfaatkannya. Sebagian besar merupakan staf kewirausahaan organisasi jurusan maupun fakultas.
Hal ini diakui oleh Nurita Putri Lestari. Ia pun meramaikan pasar dadakan tersebut. ”Hasilnya untuk keperluan Lembaga Dakwah Jurusan (LDJ),” ujar mahasiswa berkacamata ini.
Senada dengan Nurrita, Mar’atul Fauziyah juga menggelar lapak. Ia tidak sendiri, melainkan ramai bersama teman seangkatan. ”Kami sedang mencari dana untuk acara kami,” ujarnya. Pihaknya merencanakan akan berjualan hingga H-1 minggu hari raya.
”Biasanya, siapa cepat ia dapat,” terang Yunus Imam Prasetyo, salah satu penjual. Meski begitu, tak ada keributan masalah tempat di pasar dadakan ini. Selain mereka yang menggelar lapak, di seberang jalan juga terdapat para pedagang keliling. Mereka berbaris rapi menghadap jalan.
Aneka makanan pun ditawarkan dalam pasar dadakan ini. Sebagian besar menu merupakan ta’jil. Seperti, beragam es, gorengan, pentol, dan buah segar.
Menjelang maghrib, pasar kecil ini menjadi ramai dipadati pembeli. Pilihan yang beragam dan harga yang murah meriah tampaknya menjadi daya tarik tersendiri.
Yang menarik, mereka yang datang tidak hanya sekedar membeli. Sebagian besar memilih menunggu berbuka di area bundaran. Hasilnya, menjelang maghrib, taman bundaran ITS pun menjadi sangat ramai.
Sayangnya, kegiatan positif ini tidak diimbangi dengan ketertiban dari pembeli dan pedagang. Para pedagang cenderung memakan banyak jalan. Apalagi mereka yang menjajakan dagangannya. Sementara itu, para pembeli juga tidak tertib dalam memarkir kendaraannya. Tak heran jika seringkali terjadi kemacetan. Apalagi jika hari telah menunjukkan waktu berbuka.
Selain itu, masalah kebersihan juga jarang diperhatikan, baik oleh pedangang dan pembeli. Hal ini turut diimbangi dengan tidak adanya bak sampah di sekitar bundaran. Akibatnya, sampah yang sebagian besar plastik, ditinggalkan begitu saja. Jika tidak, sebagian besar akan membuangnya ke parit yang lebih tidak tampak. Tak ayal, banyak sampah bekas minuman dan makanan yang berserakan usai pasar bubar. (ran/esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan