Tak kurang dari 700 orang memenuhi Pusat Robotika ITS, tempat berlangsungnya acara. Mereka datang dari berbagai lapis masyarakat. Mulai anak-anak hingga orang tua. Pun dari siswa hingga mahasiswa.
Dr Darmadji ST MT, Ketua Tim Pembina Kerohanian Islam (TPKI) ITS menjelaskan bahwa hal tersebut memang menjadi tujuan tersendiri. Ke depannya, ia mengajak untuk menggalakkan terselenggaranaya acara islami yang dapat melibatkan berbagai kalangan masyarakat. "Kegiatan seperti ini sangat perlu didukung," ungkapnya dalam sambutannya.
Tiga pembicara hadir dalam Tabligh Akbar ini. Mereka adalah Iman Supriyono, Habiburrahman El Shirazy dan Kholidi Asadil Alam. Sebenarnya, ada tiga pembicara lain yang direncanakan hadir. Mereka adalah Abdullah Rich Moslem Al Haronain, Miller Khan dan Meydia Safira. Meski tak sesuai rencana awal, hal tersebut tidak menyurutkan antusiasme peserta dalam mengikuti acara.
Bertindak sebagai pembicara pertama adalah Iman Supriyono. Dipandu oleh Erik Sugianto, penulis buku Guru Goblok Ketemu Murid Goblok ini menguraikan masalah ketakwaan dalam bulan Ramadan.
Awalnya, ia mengkritisi degradasi arti ketakwaan pada diri umat Islam. Salah satu contohnya, adalah tentang keributan pada penetapan awal puasa. Menurutnya, hal ini dipicu karena sebagian besar umat Islam tidak berani mempercayai perhitungan astronomi sebagai dasar perhitungan hari. Akibatnya, setiap penanggalan islam baru ditentukan pada hari H-nya. Padahal, jika berbicara ilmu astronomi seharusnya hari dan tanggal tersebut dapat ditentukan secara eksak.
Contoh lainnya, adalah pada kejujuran dan ketertiban. Pada kebiasaan menyerobot antrean dan menyontek saat ujian, misalnya. "Kalau pada hal kecil saja tidak peduli, bagaimana dengan perkara yang besar," tandas alumni Teknik Mesin ITS ini.
Ironisnya, kenyataan ini juga terjadi pada bulan Ramadan. Iman menyontohkan perkara kecil, yaitu berbuka puasa. Berdasarkan survei menyebutkan bahwa kebutuhan umat Islam untuk makan saat berbuka mencapai 1,5 kali lipat. Padahal, teori puasa adalah menahan hawa nafsu.
Tak lupa, di akhir tauziahnya ia berpesan untuk terus berusaha dan berikhtiar. "Jangan cepat puas, sebelum apa yang diusahakan tercapai. Karena, kita tidak pernah tahu seberapa jauh kompetitor kita melangkah," ujarnya. (ran/esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan