Meski tarawih di ITS telah menjadi agenda tahunan bagi Nuh, ia masih saja merasa takjub. Pasalnya, semenjak menjadi mahasiswa, hingga tak lagi berkecimpung di kampus, ia mengamati perubahan yang sangat dinamis terhadap masjid di ITS. ”Dulu masih berupa kerangka dan sulit untuk mengumpulkan orang untuk datang ke masjid,” ungkapnya membuka pembicaraan di mimbar.
Fenomena itu sendiri, lanjutnya, dapat diamati sebagai bentuk perubahan sebuah peradaban. Ia menyitir syair Arab yang menganjurkan untuk mempertahankan peradaban lama yang baik dan mengambil nilai baru yang lebih baik. ”Itulah yang menjadikan peradaban kita berkembang,” tegasnya.
Mengontrol perkembangan sebuah peradaban menjadi tantangan suatu bangsa menuju kejayaannya. Hal ini tentunya akan sulit dilakukan tanpa perkembangan ilmu pengetahuan. Bahkan, ilmu pengetahuan bisa menjadi ‘perhiasan’ sebuah peradaban. ”Semakin banyak perhiasannya akan semakin indah,” ucapnya optimistis.
Sebagai kaum intelektual, para sivitas akademika ITS patut menyadarinya. Kesadaran tersebut diharapkan dapat menghasilkan makna tersendiri dalam berperan untuk kemajuan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Nuh sangat optimis bahwa kemajuan ilmu pengetahuan akan bisa membawa bangsa Indonesia lebih berjaya dari saat ini. (qly/lis)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan