Hampir 100 karyawan memadati salah satu ruangan di Gedung Rektorat. Mereka datang dari latar beragam. Mulai dari karyawan jurusan, fakultas, hingga badan dan unit yang ada di ITS. Kedatangan mereka dalam rangka koordinasi terkait pelatihan tersebut.
Dr Maria Anityasari ST MT, Ketua IO, menjelaskan bahwa pihak ITS telah bersedia menanggung biaya pelatihan. Sayangnya, setiap jurusan atau badan hanya berhak menominasikan satu karyawan saja. Jumlah tersebut setara dengan 100 karyawan setiap tahunnya.
Jika lebih, maka badan yang menaungi wajib menanggung biayanya sendiri. ”Nantinya, para peserta ini akan mendapat pelatihan selama 52 minggu,” ujar dosen Jurusan Teknik Industri ini.
Namun, rencana tersebutberubah. Jumlah pendaftar mencapai 128 orang. Koordinasi pun kembali dilakukan. Pelatihan akan dilaksanakan dalam tiga gelombang. Setiap gelombangnya terdiri dari 100 karyawan. Artinya, setiap tahun terdapat 300 karyawan yang dilatih. Jumlah pertemuan juga dimampatkan menjadi 15 minggu atau sekitar 4 bulan.
Menariknya, usai pelatihan, keanggotaan mereka masih berlaku selama setahun. Mereka berhak memanfaatkan self access room yang tersedia di UPT tersebut. Self acces room sendiri adalah fasilitas untuk dapat belajar secara mandiri di UPT. Media yang disediakan berupa buku aneka bahasa, kaset untuk berlatih listening dan dosen tutor.
Selain itu, diberikan pula akses free speaking class. Yaitu, kelas untuk berlatih berbicara. Terdapat tiga pilihan waktu yaitu Selasa, Kamis dan Jumat. Setiap pilihan waktunya terdapat tutor yang siap memfasilitasi.
Sementara itu, Dr Kartika Nuswantara MPd, Kepala UPT Pusat Bahasa dan Budaya menegaskan sistem pelatihan akan dibuat layaknya kuliah. Ketentuan kehadiran adalah 80 persen. Terdapat pula ujian selama dua kali, yaitu di minggu ketujuh dan minggu ke 15. ”Jika tidak memenuhi, maka tidak mendapat sertifikat,” terangnya.
Kelas yang digunakan juga fleksibel. Mengingat kesibukan sebagai tenaga kependidikan, maka peserta boleh berpindah ke kelas lain apabila tidak dapat hadir pada harinya.
Tidak dapat dipungkiri, pelatihan ini akan menjadi sangat sulit. Hal ini dikarenakan bahasa Inggris sudah lama tidak disentuh. Namun, Kartika mengungkapkan bahwa konsep pelatihan sendiri akan dibuat menyenangkan. Metode yang digunakan juga lebih banyak ke praktik.
Kartika pun berharap program ini dapat meningkatkan kemampuan para karyawan ITS. ”Bisa menjadi langkah awal untuk mengupayakan staff exchange,” pungkasnya. (ran/esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan