Tidak pernah terbesit dalam benak Subchan akan meraih penghargaan sebagai dosen berprestasi ITS. Terlebih lagi masuk ke dalam finalis Dosen Berprestasi Tingkat Nasional. ”Saya tidak pernah membayangkan mendapatkannya, selama ini saya bekerja dengan niat beribadah,” ungkap Subchan.
Justru di balik niatnya yang sederhana selama menjalani profesi sebagai dosen, berbagai karya matematika terapan telah lahir dari lulusan Jurusan Matematika ITS ini. Karya cemerlangnya tercatat sejak ia masih menempuh program doktoral di Cranfield University, Inggris.
Pada tahun 2008, Subchan berhasil memenangkan kompetisi Minister of Defence Grand Challenge yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Inggris. Ia bersama timnya menciptakan teknologi militer berupa sejenis robot yang mampu mendeteksi musuh dengan sensor radar, panas, dan visual. Di bidang tersebut, Subchan menghasilkan karya-karya lain.
Sepertinya Subchan memiliki karakteristik tersendiri dalam menghasilkan karya sebagai seorang ilmuwan. Ia tidak ingin hasil riset hanya berakhir di laboratorium. Menurut Subchan, sebuah riset harusnya dapat menyentuh masyarakat dan bermanfaat.
”Setiap dosen pasti punya penelitian di bidangnya masing-masing, namun saya berusaha membawa semangat sinergisitas dalam setiap keilmuan yang saya geluti,” ungkap Subchan. Semangat sinergisitas berarti melibatkan berbagai pihak agar produk teknologi yang dikembangkan oleh para akademisi dan ilmuan dapat diaplikasikan di masyarakat.
Sinergisitas lantas menjadi pondasi Subchan menghasilkan karya di bidang riset. Sinergisitas tersebut diwujudkan Subchan yang mengembangkan teknologi pesawat udara tanpa awak bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
Selanjutnya Subchan kembali membangun konsorsium kapal perang. ”Konsorsium ini melibatkan ITS dan tiga perguruan tinggi negeri lain serta bekerjasama dengan industri seperti PT. PAL dan PT. Terafulk,” tandasnya.
Kerjasama antar perguruan tinggi, industri, dan pemerintah itulah wujud sinergisitas yang diinginkan Subchan. ”Sinergisitas itu mudah diucapkan, tapi sulit diwujudkan,” kata pria yang menjadi salah satu dari 40 Tokoh Indonesia versi Media Indonesia.
Kini, komitmennya untuk meletakkan pondasi sinergi terus berlanjut. Mimpi besarnya yakni membangkitkan kembali industri stategis di Indonesia yang telah lama tumbang sejak orde baru. Padahal, ia melihat potensi yang begitu besar bagi industri strategis di Indonesia untuk berkembang seiring berkembangnya perekonomian global.
”Industri strategis nasional harus bersinergi dengan lembaga lain untuk penelitian dan pengadaan dana agar bisa berkembang,” ungkap Subchan. Ia sempat tergabung dalam Tim Perumus Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang sukses hingga ditetapkan menjadi Peraturan Presiden (Perpres) KKIP.
Subchan juga mendapat kepercayaan untuk berkontribusi sebagai Tim Perumus Rancangan Undang-undang (RUU) Pengembangan Industri Pertahanan. Ihwal penting lain yang muncul sebagai manfaat sinergisitas adalah munculnya keberpihakan atas produk industri dalam negeri. ”Manfaatnya sinergisitas ini bisa dirasakan bagi industri nasional yang produknya nanti bisa dimanfaatkan oleh TNI,” terang dosen Matematika ITS ini.
Antara Riset dan Mengajar
Di luar aktivitas sebagai peneliti, dosen yang memiliki keahlian di bidang kendali optimal ini punya keseharian yang tidak biasa. Hampir setiap hari ia berkereta menempuh perjalanan pulang pergi Jombang-Surabaya untuk mengajar di ITS. Kereta seolah telah menjadi teman akrabnya. ”Dari rumah saya berangkat pukul 04.00 pagi naik kereta, memang capek tapi kalau sudah ketemu keluarga capek saya hilang,” ujar dosen yang pernah bekerja di Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN).
Padatnya aktivitas subchan di bidang riset, tidak menjadi alasan baginya mengabaikan tugas utama sebagai seorang pengajar. Baginya, mengajar tetap menjadi kewajiban utama. Untuk menyiasati kesibukan di luar, ia punya trik tersendiri dalam mengisi perkuliahan mahasiswa. ”Materi saya berikan di awal, di akhir akan ada tes lisan untuk mahasiswa biar saya tahu benar tingkat pemahaman mereka,” kata lulusan Universitas Delft Belanda ini.
”Saya suka memberi motivasi di kelas. Terkadang mahasiswa saya bilang kalau saya ini lebih cocok jadi motivator daripada jadi dosen,” ujar Subchan diiringi senyum ramah. Selain itu, ia juga telah melahirkan dua buah buku sebagai karya dari bidang yang dicintainya. Salah satunya yaitu buku yang ditulis bersama Rafal Zbikowski yang berjudul Computational Optimal Control: Tool and Practice. (anl/nir)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan