Mulanya, Hermono Amd tidak menyangka atas prestasi yang berhasil didapatkannya. Pasalnya, riset software yang sedang digarapnya berawal dari usahanya mengantisipasi agar komputer di Jurusan SI tidak rusak ketika lampu mati secara mendadak. ”Sudah beberapa kali ada pemadaman lampu mendadak di ITS,” ujar Hermono.
Riset tersebut ia namai dengan Monitoring Battery UPS dengan pemrograman Ruby. Riset ini juga dibuat untuk meminimalisir biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki komputer yang rusak akibat pemadaman lampu. ”Banyak komputer yang ada di SI, jadi bila sewaktu-waktu lampu mati komputer bisa mati sebelum baterainya habis,” jelasnya.
Hermono juga menerangkan bahwa pemakaian software Ruby jarang ditemukan di Indonesia. Namun, beberapa negara maju di dunia telah banyak mengaplikasikan software jenis ini. Karena itulah, lelaki yang hobi berenang ini mengkombinasikan antara software Ruby dengan UPS.
Pemahaman tentang aplikasi riset tersebut tidaklah sulit. Pertama Ruby dipasang pada komputer server dan komputer client. Lalu ketika ada pemadaman lampu, sistem ini akan bekerja secara otomatis. Apabila baterai komputer mulai kritis, komputer server akan memerintahkan komputer client untuk shut down secara otomatis. Selain itu, komputer server juga akan mengirimkan sms gateway yang berisi tentang pemadaman listrik yang terjadi. ”Ruby berperan untuk memonitor kondisi baterai,” imbuhnya.
Hermono menargetkan sistem tersebut dapat diaplikasikan dengan baik mulai tahun ini. Hal tersebut disebabkan karena ada beberapa kendala yang harus diperbaiki lagi. ”Masih perlu membaca literatur mengenai Ruby agar beberapa kendala dapat teratasi,” ungkap ayah empat orang anak ini.
Dengan terpilihnya Hermono menjadi laboran berprestasi, ia berharap agar laboran yang lain juga bisa bersama-sama membesarkan nama ITS dari ilmu yang didapat. ”Supaya ITS bisa bersaing dalam hal IT,” komentarnya dengan semangat.
Cinta Menjadi Laboran
Gelar laboran berprestasi berhasil diraup Hermono bukan hanya karena inovasi barunya saja. Namun, kecintaannya pada pekerjaan laboran jugalah yang membuat Hermono memperoleh gelar tersebut. Berkat kecintaannya itu, Hermono selalu telaten mengerjakan tugas-tugas yang ada. ”Kalau mendapat komentar dari dosen agar pekerjaan selesai tepat waktu sudah jadi makanan sehari-hari,” tutur alumni PENS ini.
Suka duka menjadi laboran telah dirasakan Hermono sejak resmi bekerja di ITS tahun 2000. Menurutnya pekerjaan menjadi laboran adalah pekerjaan yang menyenangkan. Karena dengan menjadi laboran ia dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan sama dengan mahasiswa. ”Banyak permasalahan-permasalahan sebagai ajang untuk pembelajaran,” tutur lelaki yang menyukai tantangan ini.
Bertahun-tahun di laboratorium membuat Hermono dekat dengan mahasiswa. Hal ini juga dipengaruhi oleh perangai Hermono yang murah senyum. Tak jarang, lelaki asal Surabaya memberi masukan kepada mahasiswa yang sedang menjalankan Tugas Akhir. Tak ayal, mahasiswa laboratorium PPSI betah berlama-lama di laboratorium.
Perhatiannya pada mahasiswa pun semakin kentara menjelang masa-masa sidang Tugas Akhir. Sejumlah kalimat-kalimat motivasi berjajar menempel di dinding. Hal tersebut tak lain untuk memberi semangat pada para mahasiswa. ”Sebentar lagi mahasiswa akan sidang soalnya,” tutup Hermono. (sha/fz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung