Optimisme ITS dapat dirasakan sejak mereka berangkat meninggalkan kampus pahlawan sepekan lalu. Melangkah pasti, mereka yakin dapat menjuarai Pimnas yang sudah berjalan seperempat abad ini. Segenap kegiatan camp pun mereka jalani serius hingga rela untuk tidak tidur sekalipun.

Begitu juga dengan presentasi dan rangakaian acara Pimnas lainnya. Segala persiapan mereka lakukan hingga titik darah penghabisan. Mulai dari konten materi presentasi, poster, hingga teknik presentasi yang baik.

Namun, ITS belum juga mendapat kesempatan untuk menjadi sang juara dalam sejarah panjang Pimnas. Pasalnya, UB lebih unggul dengan memperoleh enam penghargaan setara emas kategori presentasi. Sedangkan, ITS memperoleh dua emas untuk presentasi dan empat emas untuk poster.

”Kecewa ada, tapi mau bagaimana lagi, kita sudah berikan yang terbaik,” ungkap Muhamad Arif Wakhid menghibur. Penyesalan terdalam dirasakan karena tahun ini ITS merupakan peserta dengan tim terbanyak.

Meski demikian, ITS sudah memberikan yang terbaik. ITS sudah mengalami kemajuan yang pesat dalam ajang bergengsi ini. Hal tersebut yang dijelaskan oleh Ridho Prawiro, salah satu anggota Tim Tujuh.

Ia memberi apresiasi yang tinggi kepada seluruh peserta. Konon, cerita soal perkembangan Pimnas yang ia tuturkan pada peserta memberi suntikan motivasi kepada setiap peserta. Perkembangan yang dimaksud adalah semakin banyaknya tim yang lolos menuju Pimnas dari tahun ke tahun.

”Mungkin bukan tahun ini, tapi kalian sudah melakukan yang terbaik dengan upaya yang terbaik,” imbuhnya. Menurutnya, kekurangan terjadi pada poin di luar presentasi dan poster yang kurang di perhatikan.

Meski turun satu peringkat, ITS tetap menunjukkan optimisme pada Pimnas tahun selanjutnya. Beberapa hal yang menjadi catatan harus dijadikan bahan instropeksi ke depannya. Sehingga semangat ITS dalam Pimnas akan terus berkobar. (lik/fz)