Dalam penilaian poster, beberapa peserta mengaku tidak setegang kemarin. Karena dalam camp dua hari lalu mereka banyak menerima pelajaran tentang presentasi poster. Hal ini juga yang dirasakan oleh lima orang mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.
Mereka adalah Bayu Anugrah Janardana, M Januar Fathoni, Fasih Mubarok, Devin Permadi, Mochamad Wahyudi. Disaster Game Box (Digo), judul karya mereka dalam Program Kreatifitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M).
Karya mereka menyajikan sebuah metode pembelajaran dan pengenalan bencana kepada anak usia dini. Metode ini diolah dalam satu paket permainan yang komunikatif. Dengan langkah sederhana mereka menyulap sebuah box serupa koper menjadi permainan yang menyenangkan.
Sasaran mereka adalah anak-anak dari umur 3 sampai 4 tahun. Secara spesifik mereka hanya menggolongkan bencana yang sering terjadi di Surabaya saja. Bencana tersebut meliputi banjir, kebakaran, gempa bumi, dan badai.
Kelebihan dari metode yang ditawarkan ini anak-anak tidak hanya paham akan mitigasi bencana, tetapi bisa melakukan tindakan dini ketika terjadi bencana tersebut. ”Harapannya anak-anak tidak mudah bosan,” ungkap Bayu, selaku ketua tim.
Pengetahuan yang diberikan kepada anak-anak itu mereka anggap sangat perlu untuk disosialisasikan. Mengingat banyaknya jumlah korban bencana alam di Indonesia dari golongan anak-anak.
Bayu pun menuturkan respon positif dari juri ketika mempresentasikan karya mereka kemarin. ”Tidak ada komentar yang berarti, justru juri banyak memberi saran,” ungkapnya. Kini, mereka kembali bersiap untuk mempresentasikan poster Digo di depan juri.
Menariknya, efek 3D mereka turut ditambahkan dalam poster dengan warna dasar cokelat itu. Tidak lupa, sebuah box yang merupakan karya kebanggaan mereka dipamerkan sekitar poster. Beberapa ornamen sederhana dengan sorotan lampu remang-remang menambah aksen menawan yang akan mereka tampilkan.
Tidak hanya dipamerkan, rencananya mereka siap menerima tawaran. Mereka menyoroti instansi terkait sebagai media pendidikan anak-anak usia dini. Ketika ditanya harga, Bayu tersenyum simpul. ”Ya sekitar Rp 700 sampai 800,” tutur Bayu dengan antusias. (lik/nir)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,