Pelaksanaan KRSI sendiri, pada tahun ini memasuki kali keempat sejalan dengan keikutsertaan ITS yang juga keempat kalinnya. Namun, pada pergelaraan sebelum-sebelumnya, ITS belum pernah membawa trofi tertinggi KRSI ke tanah Surabaya. ”Ini yang pertama bagi ITS,” ungkap Ach Hadi Dahlan, ketua tim KRSI ITS.
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ITS ini mengungkapkan, keberhasilan tersebut tak lepas dari usaha maksimal serta strategi khusus yang diterapkan oleh timnya. Untuk menghasilkan robot yang benar-benar siap bertanding seperti V-Yu, mereka mempersiapkannya selama hampir setahun.
Selain itu, untuk memaksimalkan kinerja setiap anggota tim, tiap-tiap anggota diberi job desk sesuai dengan keahlian masing-masing. Hadi sendiri menangani masalah controller, Kiki Windasari berkutat dengan desainer robot, dan Muhammad Hablul Barri bertanggung jawab untuk permasalahan teknis robot.
Hadi menambahkan, walaupun sudah disusun sedemikian rupa, tak urung masih saja terjadi banyak kendala di tengah perjalanan. Dari segi teknis, kendala terjadi mulai dari kesulitan robot untuk berdiri, hingga ukuran robot yang kurang proporsional. ”Pada saat demo terakhir V-Yu masih sering jatuh-jatuh,” terangnya.
Tak hanya itu, beberapa kali mereka juga sempat mengganti motor servo. Sebab, pada prediksi awal V-Yu hanya membutuhkan 19 servo. Namun setelah dilakukan percobaan, hasilnya kurang memuaskan. Dua servo pun harus ditambahkan lagi.
Sedangkan dari segi desain, perubahan bentuk V-Yu otomatis mengubah desain kostumnya. Hal ini menjadi problem tersendiri bagi Kiki. Pasalnya, untuk membuat ulang kostum V-Yu tidaklah mudah. ”Kami kesulitan mencari penjahit yang mau membuatkan baju untuk robot sekecil ini,” tambah Kiki.
Hingga akhirnya, kostum V-Yu yang dibuatkan oleh penjahit hanya sebatas baju dan celana. Untuk bagian lainnya, mereka selesaikan dengan tangan sendiri. ”Saya sendiri yang membuat penutup kepala V-Yu,” terang Kiki.
Untungnya, berbagai jerih payah tersebut akhirnya terbayar manis ketika V-Yu dapat tampil dengan maksimal. Kendala-kendala yang terjadi dapat diminimalisir, V-Yu pun tampil dengan stabil. ”Selama Kontes, V-Yu tidak terjatuh sama sekali,” jelas Kiki.
Lebih dari itu, penampilan V-Yu selama kontes dapat dikatakan yang paling indah dan artistik. Pasalnya, gerakan robot mahasiswa ITS tersebut halus dan tidak patah-patah. Selain itu, Ia juga dapat melakukan beberapa gerakan unik yang tidak dapat dilakukan robot tim lain. ”V-Yu dapat berjalan sambil bergoyang,” tambah Hadi.
Penampilan ini, akhirnya mengantarkan V-Yu hingga ke babak grand final dan menjadi juara umum untuk kategori KRSI. Hasil ini sesuai dengan harapan yang terkandung dalam filosofi nama V-Yu sendiri yaitu kemenangan yang indah. ”V artinya victory dan Yu artinya ayu,” jelas Hadi.
Hadi pun berharap, regenerasi kontingen ITS untuk kategori KRSI tahun depan dapat merancang robot yang lebih baik dari pada V-Yu. Baik dari segi bentuk humanoid maupun gerakan. ”Semoga dapat lebih mirip manusia dan gerakannya lebih bebas,” pungkas Hadi. (ali/esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung