ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
05 Juli 2012, 14:07

Bantu Guru SMA Tingkatkan TIK

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kerjasama tersebut merupakan bentuk pengabdian ITS kepada masyarakat. Mereka adalah MAN Zainur Klasan Genggong Probolinggo, MAN Madiun, MAN 1 Ponorogo. Tidak hanya itu, turut pula MAN 2 Tulungagung, MAN Denanyar Jombang, MAN Kota Ngawi, dan MAN Rejotangan. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya berhubungan dengan MAN, angkatan kedua ini ITS juga bekerja sama dengan SMAN 2 Probolinggo.

Untuk mengikuti program tersebut, pihak sekolah harus meminta ijin kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sementara untuk MAN,  ijin juga harus didapatkan dari Kementerian Agama (Kemenag). Dra Dr Ismaini Zain Msi, ketua pelaksana kerjasama ini menjelaskan, program tersebut awalnya merupakan besutan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). ”ITS hanya membantu melatih guru-gurunya,” jelasnya.

Sejak awal kerjasama ini dibentuk, lanjut Ismaini, bidikan lebih dikhususkan untuk sekolah yang tidak terlalu populer. ”Kita juga mengadakan visitasi kesiapan sekolah tersebut,” ujarnya.

Jika ada sekolah yang tidak siap bisa ditolak. Baik dari sisi ketersediaan komputer maupun sarana pembelajaran yang lain. Dalam pelaksanaannya, ITS memberikan pelatihan kepada guru sekolah tersebut. Kemudian, guru memberikan pelajaran dari pelatihan itu kepada murid. Dua sampai tiga jam per hari, setiap pulang sekolah.

Ismaini melanjutkan, rencana selanjutnya, Kemenag akan melibatkan perguruan tinggi lain dalam proyek tersebut. ”Yang bekerja sama dengan ITS ini akan jadi pilot project,” jelasnya.

Prof Dr Darminto, Pembantu Rektor IV bidang penelitian dan kerjasama, mengatakan bahwa program ini tidak hanya  memberikan materi tentang TIK. Namun, juga diharapkan dapat membentuk mental siswa agar tidak hanya menjadi pencari pekerjaan. ”Agar cita-cita mereka berubah, tidak hanya PNS saja, tapi juga seorang wirausahawan,” tandasnya.

Tidak hanya itu, Darminto melanjutkan, tingkat kualitas sekolah sebaiknya tidak hanya dinilai dari banyaknya siswa yang masuk perguruan tinggi negeri. Tetapi juga dari jumlah  orang yang dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain. ”Kita bisa merubah cita-cita mereka mulai dari sekarang,” ulasnya cukup yakin. (fin/nir)

Berita Terkait