Sidang disertasi doktor ITS kembali diisi dengan lulusan berpredikat cumlaude. Kali ini, judul yang diangkat adalah Turbullent Bottom Boundary Layer Akibat Gerakan Gelombang Irregular dan Aplikasinya Pada Sediment Transport.
Sejatinya, penelitian ini merupakan usulan mengenai pendekatan baru aplikasi tegangan geser dasar dengan kondisi dasar kasar gelombang irregular (tak beraturan, red). Ia juga mengaplikasikan pendekatan baru estimasi tegangan geser dasar untuk merumuskan laju transportasi sedimen bersih bed load gelombang irregular. ”Temuan ini sebelumnya telah dilakukan, hanya saja metode yang diusulkan belum sesuai dengan data percobaannya,” terangnya di awal penjelasan.
Ia menambahkan, data-data itu juga belum diklarifikasi dengan metode turbulen. ”Dalam percobaan lain menggunakan dua fase, akibatnya waktu yang diperlukan lama karena melalui beberapa tahapan,” tambahnya. Namun, dalam penelitiannya, model numerik Turbulent Bottom Boundary Layer di atas dasar kasar untuk gelombang irregular ditinjau. ”Jadi dapat diaplikasikan lebih praktis untuk daerah garis pantai,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik properti turbulent boundary layer di atas dasar kasar gelombang irregular. ”Karakteristik tersebut terdiri atas profil distribusi kecepatan gelombang, intensitas turbulen dan energi kinetik serta tegangan geser dasar” tandasnya.
Salah satu aplikasi dari penelitian ini, dapat dimanfaatkan untuk eksplorasi pasir. Pasalnya, selama ini, yang sering terjadi, pengambilan pasir di pinggir pantai kurang memperhatikan akibat ke alam sekitar. Lewat metode ini, ia ingin menyempurnakan metode-metode sebelumnya.
Ia berharap temuan ini dapat digunakan untuk memperbaiki keakuratan dan kehandalan model transportasi sedimen gelombang irregular. Model ini banyak terjadi di lingkungan pantai yang dihubungkan dengan perubahan morfologi pantai. ”Kebetulan, negara kita memiliki garis pantai yang panjang, sehingga temuan ini sangat relevan dengan keadaan yang ada,” tutupnya.
Ke depan, ia pun akan mengembangkan hal ini untuk mencapai tingkatan tertinggi dari milestone (batu loncatan, red) yang ia buat. ”Kita akan mengkaji morfologi pantai dan perubahan garis pantai lebih lanjut nantinya,” tutup pria berusia 42 tahun ini.(man/nir)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung