ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
02 Juli 2012, 14:07

Antasena Siap Tempur di SEM Asia 2012

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Namanya masih asing di telinga Sivitas Akademika ITS. Mobil ini memang masih baru. Ia dirakit oleh Jurusan Material dan Metalurgi. Bahan bakar yang digunakan pun tidak umum, yakni hidrogen.

Rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA dalam upacara pelepasan Tim ITS untuk ajang SEM Asia mengungkapkan keyakinannya terhadap Mobil Antasena 1. Menurut dia, meskipun baru dalam ajang tahunan ini, Antasena tidak boleh diremehkan. ”Jarang ada yang menggunakan bahan bakar hidrogen,” tandasnya.

Selain itu, ia juga menyebutkan beberapa perbaikan performa yang dilakukan ITS. Diantaranya, mengurangi berat dengan cara membuat desain yang efisien, sehingga prototype yang dihasilkan hanya memiliki massa 36 kilogram. ”Angka itu sudah mencapai separuh dari berat mobil tahun sebelumnya,” ujarnya.

Dalam ajang yang akan dimulai Rabu, (4/7) di Sepang, Malaysia tersebut, Antasena  akan berlaga bersama 18 tim lain yang juga dari Indonesia. Uniknya, Antasena merupakan satu-satunya mobil yang memakai bahan bakar hidrogen.

Tidak hanya itu, Achmad Fahrudin, driver sekaligus penanggung jawab manajemen tim Antasena mengatakan, rival dari negara lain pun tidak mencapai 10. Dari segi mesin, ITS juga berbeda dari peserta lain. ”Itu pun jarang yang menggunakan mesin dari Swiss,” tuturnya.

Berbeda dengan Antasena, kebanyakan dari mobil milik tim lain menggunakan Mesin Horizon buatan China. Mesin ini sudah dibentuk oleh pabriknya dan tidak dapat diubah oleh penggunanya. Sedangkan mobil Antasena menggunakan mesin dari Swiss yang dapat dimodifikasi. ”Bahkan, Singapura, juara tahun lalu dalam kategori ini menggunakan Horizon juga,” jelasnya.

Fahrudin menjelaskan lebih lanjut, salah satu bagian dari mobil Antasena yang membutuhkan perhatian lebih adalah tabung yang berisi hidrogen. Tabung tersebut masih berukuran besar, sehingga tidak dapat masuk ke dalam mobil. Hal ini bisa menjadi masalah saat mobil dijalankan. ”Seperti ketika dicoba di istana negara, masih menggunakan tabung besar,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, tabung hidrogen tersebut dinilai cukup mahal. Satu buah tabung oksigen dibanderol seharga Rp 42 juta. Namun, Fahrudin mengatakan, timnya telah menyiapkan tabung yang tidak terlalu besar, dan akan membawanya saat berangkat ke Sepang. ”Body-nya sudah dipersiapkan sesuai dengan ukuran tabung, semoga tidak ada masalah,” katanya. (fin/nir)

Berita Terkait