Hari pertama pelatihan yang diadakan skala nasional tersebut membahas seputar penerapan Tekno-Meter. Tujuan aplikasi ini adalah untuk mengetahui informasi mengenai status kesiapan teknologi riset untuk diterapkan di Indonesia. ”Dengan Tekno-Meter, TKT di Indonesia akan lebih terukur,” ungkap Ir Arwanto MSi.
Arwanto menjelaskan sembilan level pengukuran TKT. Pada setiap level, terdapat beberapa pernyataan sebagai bahan pertimbangan. Basic reaserch berada pada level satu hingga tiga. Umumnya, dalam tingkatan ini, teknologi yang dihasilkan masih berupa konsep dasar.
Nilai sebuah bentuk teknologi beranjak naik ketika terdapat dalam bentuk prototipe. Kondisi ini menempati level empat hingga enam. ”Level enam merupakan titik kritis peranan penting dari pemerintah serta swasta yang berpengaruh terhadap produksi teknologi,” imbuh Arwanto.
Teknologi yang sudah matang dan siap diaplikasikan meliputi tiga level teratas. Investasi serta potensi komersialisasi pada tahapan ini sudah cukup besar.
Banyak dari peserta yang mengaku masih banyak kekurangan dalam produksi teknologi yang dihasilkan di Indonesia. Berbagai alasan mendasarinya, seperti contoh adalah kurangnya dana. Bahasan-bahasan ini turut mendorong harapan agar pemerintah bisa segera menerapkan sistem penilaian karya teknologi demi kemajuan perkembangannya. (sha/lis)
Kampus ITS, Opini — Hari Raya Natal merupakan perayaan keagamaan umat Kristiani yang setiap tahunnya dirayakan sebagai momen refleksi
Kampus ITS, ITS News — Isu aksesibilitas dan layanan disabilitas kini tengah telah menjadi perhatian serius di berbagai perguruan tinggi.
Kediri, ITS News — Startup StrokeGuard yang didirikan oleh mahasiswa Jurusan Inovasi Digital Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjalin
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan bangga dapat berpartisipasi dalam ekspedisi ilmiah internasional “OceanX –