Identitas dari seorang santri adalah lekat dengan pendidikan agamanya. Salah satu persepsi yang muncul adalah mereka akan kesulitan apabila melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Apalagi di ITS merupakan Perguruan Tinggi yang berbasiskan keilmuan umum, seperti sains, seni dan teknologi. Sehingga perlu adanya penyetaraan kemampuan sebagai fasilitas untuk bersaing selama perkuliahan. Oleh karenanya, hadirlah program Pre-University bagi calon mahasiswa PBSB ITS yang akan dilaksanakan pada Kamis (14/6).
Kegiatan yang akan berlangsung tiga minggu itu disambut langsung oleh Prof Dr Ing Herman Sasongko DEA, Pembantu Rektor 1 bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS. Sedangkan dari Kementrian Agama RI diwakilkan oleh Ahmad Rusdi MPd, kepala seksi Kurikulum Pendidikan Pesantren Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kementrian Agama RI.
Selama kurun waktu dari Senin hingga Jumat, setiap peserta PBSB akan dibekali dengan materi-materi yang melingkupi pelajaran bahasa Inggris, Matematika, Fisika, dan Komputer. Tujuannya agar kualitas dan kemampuan peserta mampu meningkat di samping memperkuat mata kuliah dasar.
Kegiatan itu pun berguna untuk membantu beradaptasi dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi, baik yang terkait akademik, strategi pembelajaran, maupun pengenalan tradisi keilmuan dan lingkungan kampus. Hal itu dikarenakan mereka akan berada di asrama mahasiswa ITS selama satu tahun.
Para penerima PBSB ITS merupakan santri-santri prestatif yang telah lolos dalam seleksi yang dilaksanakan oleh tim yang dibentuk Kementrian Agama dan Perguruan Tinggi. Tes yang dilaksanakan meliputi tes tulis berupa soal-soal Ilmu Pengetahuan Alam (IPS) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). ”Hampir mirip seperti soal-soal Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN),” tegas Ahmad.
Ia menambahkan, setiap penerima PBSB pun sudah melalui tes wawasan kepesantrenan. Hal ini sebagai bentuk ujian untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dasar selama di pesantren. Materi yang diujikan berupa Fiqh, Tauhid, bahasa Arab dan keilmuan agama Islam lainnya.
Selama kurun waktu delapan tahun pelaksanaan PBSB, tercatat sebanyak 365 orang santri yang sudah berkuliah di ITS. Mereka itulah yang diharapkan mampu mencapai tujuan yang diharapkan oleh pihak Kementrian Agama dan Perguruan Tinggi Negeri. ”Menjadi Sumber Daya Manusia bermutu untuk mewujudkan visi pondok pesantren sebagai center of civilization (pusat peradaban),” jelasnya.
Apalagi hal itu ditunjang dengan adanya dana beasiswa berupa biaya pendidikan, biaya hidup, dan tunjangan operasional. Sehingga hal itu mampu membantu pelaksanaan kegiatan pembinaan dan peningkatan kualitas diri bagi peserta PBSB yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama dan Community of Santri Scholar Ministry of Religious Affair (CSS-MoRA). (qly)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung