Selasa (12/6), sebanyak 300 orang pelamar Bidik Misi melalui jalur Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan memenuhi Grha ITS. Bersama dengan 400 siswa SNMPTN Undangan lainnya, mereka tampak harap-harap cemas sembari melaksanakan verifikasi dan pendaftaran ulang.
Secara teknis, pelaksanaan pendaftaran ulang bagi peserta SNMPTN
Undangan hampir sama dengan pelaksanaan tahun lalu. Baik pelamar Bidik Misi maupun reguler disatukan dalam satu atap.
Akan tetapi, kebijakan yang diusulkan oleh Rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA kali ini memang terasa sangat berbeda. ”Penerima program SNMPTN Undangan Reguler bisa dialihkan ke Bidik Misi setelah dilakukan visitasi,” ungkapnya saat melihat-lihat pendaftaran ulang termin pertama itu.
Demi mewujudkan program Bidik Misi yang lebih tepat sasaran, proses verifikasi lebih diperketat lagi. Pelamar program yang diragukan pada verifikasi pertama, bisa berhadapan dengan verifikasi kedua. Pada verifikasi kedua, bila tidak dinyatakan berhasil, maka panitia SNMPTN Jalur Undangan akan mengadakan visitasi. Apabila setelah visitasi pelamar masih dinyatakan tidak memenuhi kriteria, maka berakhirlah kesempatan peserta untuk masuk perguruan tinggi tahun ini.
Visitasi yang dimaksud adalah berupa pencarian informasi kepada tetangga, rukun tetangga, dan survei lokasi rumah pelamar. Alasannya untuk mengetahui secara dekat kondisi ekonomi calon mahasiswa apakah benar-benar sesuai dengan kriteria dari ITS atau tidak.
Kriteria ekonomi yang dijadikan landasan ITS untuk menerima pelamar program Bidik Misi adalah adanya surat atau kartu keterangan tidak mampu dari kelurahan atau kepala desa. Apabila kriteria itu tidak terpenuhi, maka calon mahasiswa harus menunjukkan slip gaji orang tua. ”Apabila penghasilannya tidak melebihi dari Rp 600 ribu per kapita, maka masih dikategorikan lolos,” tandas Dr Dra Ismaini Zain MSi, kepala Badan Akademik ITS.
Sedangkan pelamar program Bidik Misi yang dinyatakan ragu adalah mereka yang tidak mampu menunjukan surat keterangan miskin dari pihak terkait. Hal ini berhak dinyatakan oleh verifikator pertama untuk selanjutnya ditelusuri oleh verifikator kedua. ”Verifikator 1 adalah para ketua jurusan, sedangkan Verifikator 2 adalah para dekan yang diketuai oleh Pembantu Rektor 1,” jelas dosen Statistika itu.
Hal itu yang membuat para calon mahasiswa program Bidik Misi was-was. Walau sudah dinyatakan masuk program Bidik Misi, belum tentu mereka akan diterima secara langsung di ITS. Hal itu turut dirasakan oleh M Rizky Fauzy, mahasiswa asal Riau yang dinyatakan telah diterima di Jurusan Statistika ITS. Ia deg-degan apabila keputusan lolos belum ia dapatkan. (qly/lis)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung