Sebenarnya, website IO ini sudah ada sejak IO mulai dibentuk. Namun sejak awal tahun lalu, IO tengah mengadakan perbaikan website dari segi kualitas, isi dan pengelolaan. Ini mengingat web IO akan berada di garda depan dalam pencitraan ITS ke dunia internasional.
Usaha panjang ini pun berbuah manis. Tampilan website berubah menjadi lebih dinamis. Kamis (7/6), IO pun mulai mengenalkan website IO kepada seluruh badan dan biro di ITS. Tak sekedar itu, pada kesempatan ini, IO juga memaparkan berbagai program terbarunya.
Dr Maria Anityasari ST ME, Kepala IO menjelaskan bahwa IO sendiri telah memiliki renstra empat tahun menuju internasionalisasi. Tahun pertama adalah tahap pembenahan organisasi dan peningkatan efisiensi. ”Intinya, internalnya harus siap dulu,’’ tutur dosen yang akrab disapa Maria ini.
Pada tahap ini ada tiga aspek yang akan disiapkan. Pertama, Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi dosen, karyawan dan mahasiswa. Pasalnya, ketiganya dinilai belum siap menghadapi internasionalisasi. Terutama, para karyawan.
Terkait hal tersebut, pihak IO telah berkoordinasi dengan setiap Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Pusat Bahasa ITS. Rencananya, akan digelar pelatihan Bahasa Inggris untuk para karyawan.
Sementara itu, bagi para mahasiswa lain lagi bentuknya. Koordinasi dengan Badan Akademik menghasilkan kurikulum internasionalisasi pada Informasi dan Pengenalan ITS (IPITS) yang akan digelar Agustus mendatang bagi mahasiswa baru. Sambutan baik juga datang dari bagian Kemahasiswaan. ”English Day akan mulai diterapkan mulai semester depan,’’ terang Dr Ir Bambang Sampurno MT, Kepala Bidang Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni.
Kedua, adalah fasilitas yang dimiliki ITS. Saat ini, fasilitas ITS belum standar internasional. Contoh kecil adalah sanitasi dan rambu-rambu ITS. ‘’Harapannya, setiap perbaikan sarana dan prasarana minimal disesuaikan dengan standar internasional,’’ lanjut Maria.
Selanjutnya, adalah terkait sistem dan kurikulum perkuliahan. Harapan menjadi universitas internasional mustahil tercapai jika tidak diimbangi pengembangan kurikulum standar internasional. Selain itu, setiap jurusan dan fakultas diharapkan untuk menyusun program yang dapat ‘dijual’ ke dunia internasional. Contohnya, kelas internasional.
Sementara itu, pada tahun kedua renstra akan fokus pada efisiensi internal dan eksternal. Salah satu langkah nyatanya adalah ITS lebih proaktif dalam menjalin kerja sama. ‘’Selama ini kita cenderung reaktif, lebih banyak menerima kerja sama,’’ lanjut Maria.
Efisiensi Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreements (MoA) juga akan dipacu. Kedua kerja sama ini akan diedarkan ke semua jurusan. Bagi yang tertarik dipersilakan mengadakan kegiatan yang sesuai. Wujudnya dapat berupa penelitian atau aktivitas lain.
Tahun ketiga, adalah tahap promosi ITS ke luar negeri. Sasaran pertama adalah kancah Asia Pasifik. Harapannya, ITS menjadi salah satu tujuan kuliah oleh mahasiswa luar negeri. Sementara itu, goal terakhir, adalah ITS meraih akreditasi nasional.
Maria sendiri menyadari bahwa internasionalisasi merupakan pekerjaan besar bagi ITS. Satu hal yang mutlak dimiliki adalah kesiapan seluruh stake holder ITS untuk mewujudkannya. Sinergisitas langkah bottom top juga harus diimbangi dengan top down. ‘’IO hanya sebagai supporting unit, drivernya ada pada jurusan,’’ tutupnya. (ran)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan