ITS News

Minggu, 14 Desember 2025
31 Mei 2012, 00:05

Indra dan Ratusan Kucingnya

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pilihan terakhir tampaknya bukan pilihan yang populer dilakukan. Tidak heran, kucing liar seringkali dianggap hewan yang mengganggu dan seringkali meresahkan. Namun, pakem tersebut tidak berlaku bagi Indra Basuki SH.  Kepala Unit Pelaksana Teknis Fasilitas Olahraga (UPT Fasor) ini malah sangat menyukai kucing liar.

Indra mengaku, kecintaannya pada kucing liar berawal dari kucing tetangga yang sering numpang makan di rumahnya. Kucing tersebut lalu ia rawat dan ia beri makan dengan baik. Sampai suatu ketika Indra sempat heran lantaran kucing tersebut justru lebih betah dirumah Indra daripada di rumah majikannya sendiri.

Sejak saat itu, Indra mulai melakoni kegiatan memberi makan kucing liar di lingkungan ITS. Setiap malam usai salat isya, Indra berkeliling ITS dengan membawa dua kilogram bandeng atau daging ayam. Terkadang ia pun membawa serta beberapa bungkus susu kedelai dan air putih. ”Kalau dihitung-hitung sudah lebih dari enam tahun saya melakoni kegiatan ini,” ujar Indra.

Bila hujan turun, Indra terpaksa menunda ‘pekerjaannya’. Seringkali ia menunggu hingga larut untuk mulai berkeliling. Tak jarang pula ia baru berkesempatan untuk memberi makan kucing liar lewat tengah malam. Bila hujan tak kunjung reda, Indra terpaksa baru memberi makan kucing sebelum melaksanakan salat subuh.

Seringkali Indra ditanyai orang tentang hobi uniknya tersebut. Banyak pula yang menyarankannya untuk memelihara burung atau kucing rumahan saja. Namun Indra tetap enggan. Baginya, memberi makan kucing liar adalah sebuah amal ibadah. ”Kalau kucing rumahan atau burung kan biasanya sudah banyak yang memberi makan,” tuturnya.

Indra mengaku sudah kenal betul perihal kucing di ITS. Banyak kucing yang telah ia rawat dari kecil sampai dewasa bahkan hingga beranak. Ia pun sering miris melihat banyak mahasiswa yang memeperlakukan kucing dengan tidak baik. ”Pernah ada kucing yang kakinya buntung karena dipukul. Kucingnya jadi trauma,” kenangnnya miris.

Seakan sama-sama saling mengerti, chemistry yang kuat bukan hanya Indra yang merasakan. Kucing-kucing pun sudah sangat mengenal pria paruh baya ini. Bahkan, dari jarak 50 meter, kucing-kucing tersebut mampu mengenali suara motor pria ini. Misalnya saja, ketika Indra memacu motor bebeknya di depan Gedung M-Web, kucing-kucing dari belakang Masjid Manarul Ilmi (MMI) akan berlari menyongsongnya. ”Mereka mungkin sudah hafal bau saya,” seloroh Indra tersenyum.

Pernah suatu ketika, seekor kucing terjebak di lantai tujuh Gedung Perpustakaan ITS. Indra kelabakan mencarinya. Hingga pada hari berikutnya, ketika berkeliling di depan Gedung Perpustakaan usai salat Isya, Indra mendengar seekor kucing berusaha memanggilnya dari atas. Ia pun kaget lalu secepat mungkin membantu menurunkan kucing tersebut. ”Dia (kucing, red) seperti berteriak memangggil saya,” ujar pria yang pernah ditempatkan sebagai Kasubag Perlengkapan Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) ITS ini.

Banyak pengalaman menarik yang diperoleh Indra ketika melakoni hobi ini tak terkecuali pengalaman mistis. Suatu malam, seperti biasa, Indra berkeliling dengan dua kilogram daging ayam ditangannya. Kali ini tujuannya adalah area di belakang lapangan sepak bola Gedung Olahraga (GOR) ITS. Namun, tidak seperti biasa, hanya beberapa kucing saja yang datang menyambutnya.

Lelah menunggu, Indra pun akhirnya memutuskan untuk meniggalkan tempat tersebut. Namun sebelum beranjak, ia dikejutkan dengan suara cekikikan seorang wanita dari belakang sebuah pohon. ”Padahal di situ tidak ada siapa-siapa selain saya,” tuturnya.

Ia pun menyimpulkan bahwa kucing-kucing enggan keluar karena makhluk gaib tersebut. "Pantas saja mereka tidak mau keluar. Kalau keluar nanti ada yang mentertawakan,” ungkap Indra tergelak.

Indra tidak tahu betul berapa banyak kucing yang telah ia beri makan sejak enam tahun lalu. Beberapa kucing telah mati dan digantikan kucing-kucing yang lebih muda. Ia berharap, akan lebih banyak lagi orang-orang yang peduli dengan binatang tersebut. ”Kita kan sesama makhluk hidup. Harusnya bisa saling menyayangi,” tutup Indra. (ram/fz)

Berita Terkait

ITS Media Center > Profil > Indra dan Ratusan Kucingnya