ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
21 Mei 2012, 15:05

Sidang Doktor, Cermati Kondisi Geologi Tanah

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Muntaha memaparkan hasil penelitian disertasinya di hadapan tim promotor yang terdiri dari Dr Ir Ria Asih Aryani Soemitro MEng, Ketua Promotor. Lalu, sebagai Co-Promotor, yakni Prof Ir Noor Endah MSc PhD dan Prof Dr Ir Indarto DEA. Sementara itu, tim penguji terdiri dari Prof Ir Masyhur Irsyam MSE PhD, Dr Widya Utama DEA, dan Ir Ananta Sigit Sidharta MSc PhD.

Dalam disertasinya yang berjudul Karakteristik Statik dan Dinamik Tanah Residual Tidak Terganggu (Undisturbed Residual Soils) Akibat Pengaruh Siklus Pembasahan-Pengeringan, Muntaha mengulas soal karakteristik tanah residual yang berada di tiga tempat di Indonesia, yaitu Mojokerto, Malang, dan Jember. ”Di Indonesia, penelitian tentang ini masih minim, padahal tanah residual menjadi salah satu indikator sebuah proyek pembangunan,” terangnya saat ditanyai ITS Online.

Minimnya pengetahuan tentang tanah residual di Indonesia akan berdampak pada pembangunan proyek yang tidak sempurna. Bila cermat, menurut Muntaha, suatu proyek pembangunan akan didesain dengan menurunkan kuat geser hingga 10 persen.

Hal itu diutarakannya karena pada kondisi musim yang berbeda, kemampuan struktur tanah akan berubah. ”Ini salah satu penyebab bangunan menjadi rusak saat pergantian musim, kondisi tanah akan berubah ketika itu, makanya disiasati dengan menurunkan kuat gesernya,” tambah pria berusia 38 tahun ini.

Untuk itulah, menurut Muntaha diperlukan pembukaan area tanah residual guna pembangunan sebuah proyek. Tanah residual tersebut biasanya berada di daerah bukit atau pengunungan. Ia juga menjelaskan terdapat perbedaan pengaruh kadar lempung tanah pada tiga tempat penelitian yang dilakukannya. ”Tanah Mojokerto memiliki kadar residual yang tinggi sehingga lebih mengembang,” jelasnya.

Dua jenis penelitian sekaligus ia gunakan dalam penelitian disertasinya. Perpaduan penelitian tersebut tersusun atas penelitian lapangan dan penelitian laboratorium. Untuk penelitian lapangan, ia melakukan pengambilan benda uji. Sedangkan untuk penelitian laboratorium, ia melakukan instalasi dan kalibrasi elemen. ”Dalam hal ini, saya melakukan pengujian sifat fisik dan dinamik guna mengetahui perubahan perilaku tanah terhadap siklus pembasahan-pengeringan berulang,” ungkap lulusan Teknik Sipil ITS ini.

Dari hasil penelitiannya, Muntaha menilai secara umum tanah residual dengan kadar lempung lebih dari 15 persen mempunyai rentang perubahan kohesi dan sudut geser dalam lebih dari dua kali. Kurang dari itu, tanah residual mempunyai rentang perubahan hampir 1,5 kali. ”Dari kondisi kering udara ke kondisi jenuh, rentang perubahan kohesi  dan sudut geser dalam ketiga tanah residual didapati hampir dua kali,” ujarnya saat presentasi.

Untuk ke depan, ia juga menyebutkan terdapat beberapa penelitian yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Seperti penelitian mengenai hubungan antara tegangan air pori negatif dengan gradasi tanah yang diuji dengan kertas filter. ”Nantinya itu akan dibandingkan dengan alat yang lain  seperti tensiometer, triaksial, dan modified direct shear,” tutupnya. (man/fz)

Berita Terkait