ITS News

Kamis, 18 April 2024
13 Mei 2012, 14:05

Beralih ke LNG, Harus Siap FRSU

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Inilah salah satu hal yang disoroti dalam Seminar Nasional (Semnas) Ocean Engineering Exhibition and Competition (OCEANO) 2012, Sabtu (12/5). Yakni mengenai Floating Storage and Resifigation Unit (FSRU). Sederet pakar di bidang FSRU pun hadir sebagai pemateri. Seperti Ketua Umum IPERINDO, Ketua KMI, dan Presiden Direktur PT Nusantara Regas. Selain itu, hadir pula, Yoga P Suprapto, Presdir PT Rinder Energia.

Seperti diketahui, FSRU merupakan unit terminal untuk menampung Liquid Natural Gas (LNG) yang sekaligus mampu merubah kembali LNG ke wujud gas. Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan mengalirkan gas tersebut sebagai tenaga ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).

Izak Joelie, anggota Komunitas Migas Indonesia (KMI), mengatakan jika Indonesia harus mengkonversi 100 persen BBM ke BBG secara bertahap selama sepuluh tahun. Dengan asumsi dasar kebutuhan Indonesia adalah 1,2 juta barrel per hari. Maka diperlukan LNG setara 49 juta ton per tahunnya.

Untuk itu, Izak Joelie membagi rencana itu menjadi dua fase. Fase pertama yaitu rencana jangka pendek dengan target gas akan online di Pulau Jawa tahun 2016. Dengan LNG supply 15 MTPA (million ton per annum, red), yakni setara dengan 1950 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet Day – juta kaki kubik per hari, red). Sehingga diperlukan 15 unit kapal LNG dan 5 unit FSRU untuk dapat memenuhi kebutuhan nasional.

Namun, pembangunan FRSU tidak bisa begitu saja dilakukan tanpda mengindahkan beberapa permasalahan yang menjadi kendala. Seperti terbatasnya jumlah stasiun pengisian bahan bakar gas yang ada di darat. Serta belum adanya float storage and receiving terminal sebagai salah satu solusi proses pendistribusian gas ke PLTG. Permasalahan lain yang juga muncul adalah adanya krisis BBM seiring timbulnya defisit kebutuhan gas untuk dunia industri.

Lebih lanjut, Izak Joelie kembali menerangkan gagasannya pada fase kedua. ”Fase kedua sebagai rencana jangka menegah dengan target gas akan online tahun 2022, dengan LNG supply 34 MTPA,” katanya. Nilai tersebut setara dengan 4.450 MMSCFD. Sehingga diperlukan 34 unit kapal LNG dan 11 unit FSRU,” pungkasnya.

Dalam forum ini, diharapkan dapat memunculkan task force team guna mendorong pemerintah dalam pemenuhan janji-janji terhadap dunia industri. ”Tujuan task force team ini lebih ke arah pemecah masalah kebuntuan Indonesia selama ini,” ujar Pria berusia 47 tahun ini. (man/fz)

Berita Terkait