Kecelakaan Bus Mutiara Indah yang terjadi di Pasuruan menambah rentetan panjang daftar kecelakaan lalu-lintas. Seperti dilansir Jawa Pos, Senin (7/5), bus yang membawa anggota PKK Kecamatan Sambikerep, Surabaya, itu terguling setelah melaju 300 meter dari kawasan wisata Bakti Alam, Pasuruan.
Kecelakaan itu menelan sedikitnya tujuh korban tewas dan 12 orang luka berat. Supir bus maut, Slamet Sutrisno, mengatakan bahwa kecelakaan disebakan oleh rem bus yang blong saat menuruni jalanan berkelok. Hal tersebut lantas mengundang perhatian sejumlah pengamat transportasi dari ITS untuk angkat bicara.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginisiasi untuk menggelar diskusi tentang kondisi angkutan bus pada Senin (7/5). Diskusi ini dihadiri oleh Prof Dr I Nyoman Sutantra, Ir Amien Widodo MS, Ir Surjo WA MSc dan pakar transportasi Ir Hitapriya Suprayitno. Masalah dibahas mulai dari akar masalah hingga perumusan pemecahannya.
”Ada banyak unsur penyebab kecelakaan, bisa jadi pengemudi, kendaraan, atau kondisi jalannya,” ujar Sutantra, dosen Jurusan Teknik Mesin ITS. Lebih jauh Nyoman menjelaskan, seharusnya rem tidak boleh digunakan ketika suatu kendaraan menuruni jalanan yang berkelok. Terlebih karena tidak ada bus di Indonesia yang menggunakan sistem anti-lock breaking system (ABS).
”Sehingga ketika di rem pasti kendaraan jadi oleng, dan seolah-olah rem blong,” tutur Nyoman memperjelas logika teknisnya. Hal itu lalu berkaitan dengan pengetahuan si pengemudi tentang hal teknis tersebut, serta kondisi jalan pada saat itu. Sehingga Nyoman kembali menegaskan bahwa tiga unsur tersebut memang menjadi penyebab utama suatu kecelakaan.
Ir Hitapriya Suprayitno MEng, pakar transportasi dari ITS ini mengatakan bahwa sudah saatnya pemerintah melakukan pembenahan soal sistem manajeman keselamatan transportasi. ”Setiap perusahaan bus harus dilakukan audit management safety, pemerintah bisa melakukannya sendiri, atau meminta suatu perusahaan independen untuk melakukannya,” terangnya.
Priya lalu memaparkan, bahwa sebenarnya sudah ada banyak regulasi yang mengatur soal keselamatan transportasi di Indonesia. Namun sayangnya, regulasi tersebut banyak yang telah dilanggar.”Jadi mungkin kita perlu melakukan audit regulasi juga, hal itu yang sampai sekarang belum ada di Indonesia,” ungkapnya.
Dari sejumlah kecelakaan yang terjadi, ITS berharap masyarakat dapat lebih cerdas dalam memilih alat transportasi umum. Maka dari itu, ITS berencana untuk segera menyeleggarakan kampanye tenatang keselamatan transportasi. ”Kami akan mengajak media massa dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat, red) dalam kegiatan ini,” terang Ir Surjo Widodo Adji MSc, Ketua Badan Kerjasama Inovasi dan Bisnis Ventura ITS. (ald/lhp/fz)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi