Disambut dengan lagu Rek Ayo Rek dari ITS Jazz, Talk Show bertajuk Optimisme Pemuda Menuju Indonesia Bersinar ini dimulai. Mantan Presiden BEM ITS, Dalu Nuzlul Kirom didapuk menjadi moderator.
Tidak sedikit pelajaran yang didapatkan oleh para pemuda dari perjuangan hidup sosok mantan Direktur Utama (Dirut) PLN ini. Diawali dari kisah saat ia kecil, meski hidup dalam keluarga yang miskin, ia tidak pernah sekalipun menangisi kemiskinannya. Meski kelaparan, ia pun tidak pernah menangis karenanya. ”Kalau jadi orang miskin, maka miskinlah dengan bermartabat, dan kaya untuk bermanfaat,” pesannya disambut anggukan para peserta.
Yang tidak kalah menginspirasi adalah kisahnya ketika menjalani kehidupan menjadi aktivis kampus dan mengawali karirnya sebagai wartawan. Kala itu, ia merasa sangat bosan menjadi mahasiswa, sehingga ia bekerja di sebuah surat kabar kecil di Kalimantan. Berkat kesungguhannya, ia lolos menjadi salah satu wartawan muda yang dikader di Jakarta selama tiga bulan.
Pelajaran yang paling penting dari pengalamannya menjadi wartawan adalah kesungguhan. Menurutnya, tanpa kesungguhannya di surat kabar kecil Kalimantan, ia tidak akan dipilih menjadi sepuluh orang wartawan dari seluruh Indonesia untuk palatihan. Tanpa kesungguhan pun ia tidak akan bisa masuk Tempo dan kemudian membesarkan koran Jawa Pos. ”Untuk bersungguh-sungguh itu tidak usah menunggu dalam suatu jabatan, namun harus dilakukan dalam posisi apapun,” tegasnya.
Tidak cukup hanya bersungguh-sungguh, menurut Dahlan, balas dendam pun sangat penting dalam kesuksesannya. Usut punya usut, ketika ia sedang mengembangkan koran Jawa Pos, Dahlan mempunyai dendam tersendiri terhadap Majalah Tempo.
Dahlan ingin anak buahnya di Jawa Pos bisa merasakan magang seperti dirinya di majalah yang terkenal itu. Namun, pada masa itu justru tidak ada satu pun wartawannya diterima untuk magang. Kini, berkat dendamnya terhadap Tempo, koran Jawa Pos menjadi koran yang dikenal luas. ”Sakit hati itu penting, banyak orang maju karena sakit hati terhadap orang lain,” ujarnya menambahkan.
Membicarakan tentang prinsip, Dahlan mengaku tidak memiliki sebuah prinsip. Ia hanya seorang anak yang terus menerus melihat bapaknya berjuang dengan gigih. Ia bertutur bahwa bapaknya adalah orang yang rendah hati dan terbiasa bekerja keras. ”Hati-hati para bapak, kalian adalah teladan dari anak kalian,” lanjutnya. (fin/izz)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,