Spiderman merupakan tokoh superhero yang berbeda dengan yang lain. Ia memiliki kekuatan super secara kebetulan berkat gigitan laba-laba misterius. Hal inilah yang kemudian Fahd artikan sebagai pesan hidup, bahwa setiap orang harus mampu memanfaatkan momentum atau peluang. ”Dalam menulis pun kita harus bisa membaca kesempatan yang datang,” ungkapnya.
Fahd mengatakan, untuk menjadi penulis yang sukses, harus mempunyai style tulisan sendiri. Pasalnya, style tulisan tersebutlah yang nantinya akan dikenang oleh khalayak. ”Penulis akan dikenal dan menjadi sejarah karena tulisannya yang khas,” terang peraih UNICEF Young Writer Award tersebut.
Fahd pun menambahkan, rasa optimistis terhadap hasil tulisan, juga merupakan hal yang penting. Tak perlu malu untuk memberitahukan karya kita pada orang lain, karena mereka belum tentu mampu membuatnya. ”Penulis yang paling buruk adalah yang takut tulisannya dibaca orang,” tuturnya.
Sedangkan untuk tipe tulisan yang baik, menurut Fahd, harus memenuhi beberapa kriteria awal. Mulai dari isi tulisan yang padat, konteks yang dibahas jelas, ada kesinambungan antar kalimat dan paragraf, serta kreativitas penyajian tulisan. ”Jenis huruf dan ukuran font yang digunakan, harus sesuai dengan tujuan penulisan,” jelas pencetus metode creative writhink ini.
Tak hanya itu, Fahd juga menekankan supaya tulisan yang dibuat harus diselesaikan. Pasalnya, pesan yang kita tuangkan dalam tulisan, tidak akan sampai pada pembaca jika tulisan tersebut masih menggantung. ”Menulis adalah berkomunikasi. Tidak masalah panjang atau pendek, yang penting harus jelas,” jelasnya lagi.
Ketua pelaksana seminar menulis, Wahyu Tri Sutrisno, mengharapkan agar nantinya muncul penulis-penulis baru seperti Fahd Djibran dari alumni seminar menulis ini. Hal tersebut memang bukanlah hal yang mustahil bila mengingat sebagian peserta seminar merupakan blogger nasional yang tengah mengikuti lomba Phisics Blog Competition di Jurusan Fisika ITS.
Senada dengan Wahyu, Ketua BSO Media Phisics Press, Fatimatuz Zahro, mengharapkan agar seminar ini dapat menjadi momentum kembalinya budaya menulis yang saat ini mulai hilang. Ia pun berpesan agar semua peserta dapat menjadi pelopor penulis di kalangannya melalui segala media. ”Kita dapat memulainya dengan aktif menulis dalam blog,” himbaunya. (ali/esy)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,