Mereka adalah lima orang Mahasiswa Jurusan Teknik
Informatika. Yakni, Eka Ayu Puspitaningrum, Fariani Dewi Yulianti, Fitri
Dentisina, Risky Agnesta Kusumawati serta Prasetyati Riski Rahmawati. Lima
mahasiswa angkatan 2009 ini menamai dirinya dengan fruITS. Uniknya, jika
biasanya yang dikenal laki-laki lebih jago membuat program, justru semua
anggota tim ini perempuan. ”Kalau sekarang banyak girlband, kita ini girlband
koding program,” gurau Eka, ketua tim fruITS.
Nama fruITS tercetuskan kala mereka kebingungan mencari
nama. Hingga mereka menciptakan persyaratan nama tim menurut mereka sendiri,
yakni harus ada komponen huruf ITS-nya. Akhirnya, fruITS yang huruf terakhirnya
adalah ITS pun menjadi pilihan.
Tim fruITS menciptakan sebuah aplikasi peringatan tentang green
computing. Sebuah aplikasi yang selalu aktif mengingatkan pengguna komputer
untuk menghemat energi dalam penggunaan komputer. ”Biasanya orang jaman
sekarang menyalakan komputer terlalu lama, sehingga menghabiskan banyak
energi,†ujar Fitri menjelaskan.
Notifikasi berisi peringatan maupun pencerdasan dari
aplikasi tersebut muncul dalam lima keadaan. Yakni, ketika aplikasi yang
digunakan adalah aplikasi yang menyedot banyak energi, serta pengaturan
brightness, contrast dan volume yang tidak efisien. Tidak hanya itu, aplikasi
tersebut juga mengidentifikasi device yang tidak terpakai. Misalnya, sebuah
flash disk yang tertancap di komputer namun tidak sedang digunakan.
Selain itu, jika pengguna meninggalkan komputer menyala
terlalu lama, maka dalam sepuluh menit komputer tersebut akan hibernate secara
otomatis untuk menyimpan energi. Dan yang terakhir, adalah notifikasi ketika
pengguna akan mencetak dokumen. Akan muncul sebuah notifikasi berupa pertanyaan
apakah pengguna yakin akan mencetak dokumen. Juga berisi ungkapan pencerdasan
tentang kertas yang akan mereka gunakan adalah berasal dari penebangan pohon. ”Agar pengguna tahu hal tersebut dan mengirit kertas,” sebut Dewi menambahkan.
Aplikasi tersebut berjalan pada komputer seperti sebuah
anti-virus. Yang selalu memproteksi dan menjaga energi yang digunakan komputer.
Mereka menamai aplikasi tersebut DrafaGreen. Tidak aneh-aneh, nama tersebut adalah
singkatan dari nama panggilan para anggota tim.
Suka Duka IT Contest
Awalnya, dalam IT Contest, mereka menulis sebuah proposal
berisi ide dan cara implementasi ide green computing tersebut secara lengkap. Kemudian,
pengumuman proposal yang lolos ke babak final telah dikeluarkan satu bulan
sebelum presentasi final. Namun, tim fruITS tidak kunjung mengerjakan hingga
empat hari sebelum final baru memulai realisasi ide-nya.
Bahkan, Fitri mengatakan bahwa mereka sempat putus asa dan
tidak ingin melanjutkan pembuatan aplikasi tersebut. Tetapi, Eka yang paling
energic diantara mereka terus menerus memberikan motivasi penyemangat. ”Cara
mengerjakannya sudah ada, tinggal membuatnya saja masa menyerah,” tandasnya
pantang menyerah.
Sehingga, tidak tanggung-tanggung, selama empat hari
berturut-turut, mereka di depan komputer terus menerus. Mengerjakan koding dari
aplikasi tersebut. Bahkan kuliah pun ditinggalkannya demi menyelesaikan proyek
ini. ”Kita beranjak dari komputer hanya untuk makan, sholat dan ke kamar
mandi,” seloroh Fitri mengundang tawa.
Memasuki saat mereka presentasi di hadapan juri pada IT
Contest, mereka merasa masih banyak kekurangan. Eka menyebutkan bahwa dalam
presentasi, juri sama sekali tidak memuji karya mereka. Justru yang banyak
adalah pertanyaan-pertanyaan yang mengucilkan dan susah dijawab oleh tim
mereka. ”Jadi kita tidak menyangka sama sekali bisa juara,” lanjutnya.
Menuju Imagine Cup
Tidak berhenti dengan juara di IT Contest saja, aplikasi DrafaGreen
ini akan diikutkan kompetisi internasional yang digelar oleh Microsoft, yakni
Imagine Cup. Awal mei ini, babak penyisihan akan digelar.
Menuju kompetisi tersebut, tim fruITS mengembangkan
aplikasinya dengan melakukan beberapa riset. Diantaranya adalah usulan riset
yang dianjurkan oleh juri pada saat IT Contest yang lalu. Yakni riset terkait
perbedaan yang signifikan dan terukur dari efisiensi energi yang dihasilkan
setelah menggunakan DrafaGreen. ”Perbandingan antara komputer yang menggunakan
aplikasi dan yang tidak,” ujar Eka.
Tidak hanya mengikuti lomba saja, ke depannya, tim fruITS
ingin segera mengaplikasikan program mereka di semua perkantoran. Karenanya,
mereka terus melakukan riset dan inovasi pada aplikasinya tersebut. ”Dengan
begitu, kami ingin mengajak siapapun untuk menyelamatkan bumi dari hal-hal
kecil,” tutup Eka. (fin)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan