ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
22 April 2012, 21:04

Dikader, Peserta Nyebur Lumpur

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Musik dengan tingkat teta mengalun dalam ruang kelas Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Alam Bangil, Pasuruan. Sementara itu, sebuah video tentang perjuangan hidup orang-orang tidak mampu dan bangsa Palestina juga diputar. Ironi yang ditampilkan membuat air mata beberapa peserta meleleh. Bahkan ada beberapa yang terisak.

Di puncak perasaan itulah, Yuli Sugiarto, salah satu pembicara memberikan tambahan. ”Dakwah akan tetap berjalan dengan atau tanpa kita. Tapi apakah kita tidak mau untuk ambil bagian di dalamnya?” tanya Sekretaris Umum JMMI 2003-2004 tersebut dengan gaya retorik.

Ia melanjutkan, bahwa penemuan terbesar dalam satu generasi adalah menghasilkan generasi yang berakhlak mulia. Caranya dengan memaksa belajar, tetapi disesuaikan dengan kemampuan mereka. Selain materi Be A Smart Muslim ini, Fiqh Islam, Fiqh Ikhtilaf (Perbedaan, red), Fiqh Syuro (musyawarah, red) dan beberapa materi lain juga tururt disampaikan dalam Muqim 2 ini.

Di hari ketiga, (22/4), peserta menjalani outbond yang dibagi menjadi dua pos. Pos satu diisi dengan permainan Jika Aku Menjadi. Setiap tim diinstruksikan untuk berinteraksi sosial dengan warga sekitar. Peserta, terbagi menjadi dua tim tersebut, ada yang membantu orang menyapu rumah, memecah es batu, bahkan ada yang sampai rela bergumul dengan lumpur sawah untuk membantu para petani mencabuti rumput. ”Asyik juga. Kami ini banyak yang dari desa, tapi lama hidup di kota, rasanya kembali ke kampung halaman,” ujar salah seorang peserta yang tidak mau disebutkan namanya.

Muqim 2 merupakan puncak jenjang kaderisasi JMMI. Biasanya acara ini diselenggrakan di luar kampus, seperti pondok pesantren. Sebelumnya, secara urutan, peserta terlebih dulu melalui Program Studi Islam (PSI) 1, Muqim 1, Madrasah Kader (MK) 1, PSI 2, MK 2, PSI 3, dan MK 3. Bisa diartikan, jenjang ini khusus dipersiapkan untuk mereka yang akan meneruskan perjalanan dakwah kampus.

Peserta dari acara ini adalah mereka yang tergabung dalam Tim Ahlul Halli Wal Aqdli (AHWA), perumus kepengurusan periode ke depan, dan beberapa peserta undangan. Ditemui secara terpisah, Kukuh Danu Permadi, ketua panitia, menyatakan, outbond diformat untuk melatih kepekaan sosial peserta.

”Agar peserta lebih siap ketika nanti sudah menjadi pemimpin yang pastinya mempunyai banyak kesibukan,” tutur Kukuh. Selain itu Kukuh berharap para peserta tetap bisa memikirkan hal-hal startegis saat program dakwah sudah banyak yang berjalan. (nir/fz)

Berita Terkait