ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
17 April 2012, 03:04

Gara-gara Suhu Ruangan Lebih Rendah

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Spe-K-tronics mengusung prototype mobil berbahan bakar fuel cell gas hidrogen. Asalnya dari hasil reaksi kimia antara asam klorida dan seng. Pilihan bahan bakar tersebut menghasilkan gas buang yang ramah lingkungan. "Dari semua peserta, bahan bakar kami paling baik,” ungkap Anita Sari, salah seorang anggota tim.

Sayangnya, tim Spe-K-tronics masih gagal memenangkan perlombaan. Salah satu faktor kegagalan dinilai berasal dari suhu ruangan lokasi perlombaan. Suhu ruangan merupakan faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi bahan bakar mobil.

Semakin rendah suhu ruangan, semakin lambat reaksi yang terjadi. "Kami sempat kaget karena suhu ruangan diatur sebesar 20 derajat Celsius,” tambah Anita. Tentunya suhu ini jauh lebih dingin dari suhu Surabaya yang mereka jadikan patokan.

Akibatnya, mobil Spe-K-tronics pun melenceng sejauh 55 sentimeter dari jarak tempuh wajib 22 meter. Dibandingkan dengan pemenang pertama yang hanya melenceng sekitar 8 sentimeter, jumlah ini memang cukup besar. Akan tetapi beberapa tim lain, termasuk dari Indonesia, ternyata bahkan melakukan kesalahan yang lebih besar.

Karenanya, Spe-K-tronics masih didapuk dalam daftar urutan lima besar. Hal ini cukup membanggakan, mengingat lawan mereka adalah 34 tim lain dari berbagai negara di Asia. ”Paling tidak kami mampu membuktikan kalau mahasiswa Indonesia bisa bersaing dengan mahasiswa negara lain,” ujar Anita.

Ia dan timnya semakin giat mengembangkan teknologi mobil mereka. Karena tahun 2013 mendatang, Spe-K-tronics akan kembali berlaga dalam perlombaan di Selandia Baru. (ram/lis)

Berita Terkait