ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
02 April 2012, 23:04

Mahasiswa, Bung Karno dan Ilmu Teknik

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS menjadi penyelenggara acara ini. Bukan hanya ITS, mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) juga turut hadir. ”Acara ini berlangsung untuk menggabungkan unsur kebangsaan dan teknologi,” ujar Hanif Azhar, penanggung jawab acara tersebut.  

Banyak hal yang harus mahasiswa ketahui mengenai sosok Bung Karno. Salah satunya yaitu Bung Karno menerima gelar Doktor Honoris Causa dalam ilmu teknik. ”Saya hadir dalam pidato Bung Karno pada hari itu,” ungkap Drs Ir Poerwanto P MA, konseptor perpustakaan Bung Karno.

Berbagai kisah menarik seputar berlangsungnya acara tersebut diceritakan oleh laki-laki yang sudah lebih dari separuh baya tersebut. Saat itu Poerwanto menghadiri penerimaan gelar untuk Bung Karno sebagai mahasiswa ITB angkatan pertama, tahun 1959. Dengan daya ingatan yang baik, Poerwanto menceritakan secara runtut seputar pidato yang dilakukan oleh Bung Karno saat itu.

Terdapat tiga poin menarik dalam pidato Bung Karno ketika menerima gelar kehormatan itu. Pertama, presiden pertama RI itu menjelaskan definisi dari teknik, yaitu pembuatan alat untuk membuat hidup manusia lebih nyaman. Selanjutnya yaitu tentang bagaimana orang teknik dihargai bukan hanya keterampilannya semata, melainkan sebagai tindakan nyata dan esensi yang didapatkan. Ketiga, yaitu ilmu teknik harus berupa pengabdian terhadap masyarakat

Melakukan tiga hal tersebut jelas tidak mudah. ”Untuk melahirkan Soekarno-Soekarno muda dibutuhkan suatu budaya belajar baru,” jelas Daniel M Rosyid Ir PhD MRINA.

Guru Besar Fakultas Teknologi Kelautan ini berpendapat, saat ini mahasiswa masih banyak bergantung pada dosen. Seperti halnya siswa yang hanya bergantung pada guru untuk mendapatkan materi. Kurangnya inisiatif dari pribadi siswa dan mahasiswa dalam hal cara belajar merupakan penghambat sulitnya terbentuknya generasi penerus Bung Karno.

Ia menambahkan bahwa norma-norma dalam diri Bung Karno harus bisa diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh mahasiswa ITS. ”Hal yang paling penting yaitu praktek, membaca, menulis dan berbicara,” imbuhnya.

Antusiasme peserta ditunjukan dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada Poerwanto. ”Acara yang sangat bermanfaat. Mahasiswa memang harus menjadi ujung tombak dari negara,” komentar Mohammad Rizal Al Rosyid, salah seorang peserta. (sha/izz)

Berita Terkait