ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
02 April 2012, 23:04

ITS Kembali Berkontribusi untuk Indonesia

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tak dapat diragukan lagi kiprah ITS dalam pengembangan teknologi di Indonesia. KPKPN yang digagasi oleh ITS mendapatkan dana riset sebesar 1,8 Miliar. Dengan ditangani oleh dosen dari berbagai macam jurusan di ITS, riset kapal perang ditargetkan akan selesai selama tiga tahun. ”ITS yang menjadi leader Konsorsium Pengembangan Kapal Perang Nasional,” ujar Subchan S Si MSc PhD, salah satu anggota dari tim riset kapal perang.

Dalam pembuatan kapal perang ini, ITS juga akan dibantu oleh Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Surabaya (UNS), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Akademi Angkatan Laut (AAL). Beberapa perusahaan besar pun turut bekerjasama dalam perealisasian kapal perang tersebut. Perusahaan tersebut yaitu PT. PAL, PT Terafulk, PT LEN. ”Harapannya nanti kapal perang ini dapat diproduksi di Indonesia dalam jumlah besar,” imbuh Subchan.

Konsorsium ini bermula dari dilakukannya workshop inisiasi dibidang kapal perang pada Agustus 2011 lalu. Kemudian riset tersebut ditindaklanjuti di skala ITS. ”Pembuatan proposal untuk kosorsium ini telah selesai sejak akhir tahun 2011,” ungkap Hendro Nurhadi Dipl Ing PhD, ketua konsorsium kapal perang nasional. Selanjutnya diadakan workshop nasional dalam bidang, Jumat (24/2).

Pada pembuatan kapal perang ini terdapat tujuh kelompok kerja dalam bidang yang telah ditentukan. Ketujuh kelompok kerja tersebut masing-masing menangani karakterisasi komposit, metalurgi fisik, ship standard, autopilot, steering control, material untuk radar dan Combat Material System (CMS). UNS akan turut membantu dalam pembuatan karakterisasi komposit. Sedangkan metalurgi fisik ditangani oleh Prof Bondan dari UI.

”Kapal perang tersebut akan dilengkapi dengan prosesor persenjataan, sehingga  dapat membentuk suatu armada,” papar Prof Dr Gamantyo saat ditemui dalam konferensi pers diskusi ilmiah di Nasdec (22/2). Gamantyo juga menerangkan bahwa selama ini Indonesia hanya membeli kapal dari luar negeri. Dan kapal yang dibeli tersebut merupakan produk lama. Oleh karena itulah ITS akan berkontribusi dalam pembuatan kapal perang di Indonesia.

Keunggulan dari kapal perang ini yaitu material yang digunakan merupakan bahan anti radar. ”Anti radar baru pertama kali diterapkan di pesawat tempurnya Amerika. Konon wartawan tidak bisa mendekat dari jarak 100 meter,” jelas Dr Zainuri yang juga ditemui saat konferensi pers diskusi ilmiah di NASDEC (22/2).

Zainuri telah mulai meneliti bahan anti radar sejak tahun 2005 hingga 2006. Bahan yang digunakan berasal dari pasir besi. Saat ini material tersebut telah berhasil dibuat dan dapat menyerap radar hingga 99%.

Pembuatan kapal perang ini juga tak lepas dari campur tangan mahasiswa. Mahasiswa turut meneliti alat-alat dibidang pertahanan. Beberapa mahasiswa semester atas membuat Tugas Akhir (TA) dalam bidang pertahanan. Selain itu juga melalui program Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), mahasiswa ikut mengangkat seputar bahan-bahan yang berkaitan dengan kapal perang.

Selain itu ITS juga terlibat di Komite Kebijakan Industri dan Pertahanan (KKIP). Salah satu tugasnya yaitu merevitalisasi industri pertahanan yang hampir koleps. KKIP juga bertugas untuk membuat kebijakan lain di industri pertahanan, seperti keinginan pemerintah untuk bekerjasama dengan Cina membangun industri roket di Indonesia. (sha)

Berita Terkait