Dalam ritmis pertentangan antar berbagai pihak atas rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), isu kelangkaan energi kembali muncul. Isu tersebut menyebutkan bahwa energi akan terus berkurang dan berpotensi untuk habis kapan pun.

ITS sebagai salah satu institusi teknik terbesar di Indonesia pun turut tertantang untuk lebih meningkatkan riset untuk menemukan energi yang terbarukan. ”Oleh karena itu, mari kita (akademisi ITS, red) berkonsentrasi untuk riset di sektor energi,” tegas Prof Dr Drs Darminto MSc, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS.

Pada dasarnya, perguruan tinggi hanya bertugas untuk melakukan riset dan membuat sebuah prototype. Selebihnya, akan dilakukan oleh pemerintah maupun industri untuk mengkomersilkan hasil karya tersebut. Untuk mencapai cita-cita kemandirian teknologi Indonesia, triple helix tersebut harus berjalan bersama-sama. Darminto berharap Kuliah Bung Karno dapat menjadi salah satu jembatan agar tiga komponen tersebut agar dapat bersinergi.

Dari pihak pemerintah, ITS menghadirkan Dahlan Iskan untuk menyampaikan kuliahnya. Kehadiran mantan Direktur Utama PLN ini diharapkan dapat memompa semangat para mahasiswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaannya.

Mantan Menteri Riset dan Teknologi, Kusnayanto Kardiman juga turut diundang menjadi pembicara dalam acara ini. Pembicara lain adalah seorang alumni ITS yang sukses mengembangkan usahanya di bidang powerplan engineer, Mugiraharjo.

Dalam kesempatan itu, civitas akademika ITS juga memanfaatkan kehadiran stakeholder kemajuan teknologi tersebut untuk memamerkan hasil karyanya. Hasil riset unggulan ITS, baik dari mahasiswa maupun dosen akan dipamerkan pada waktu yang sama. Diantaranya adalah hasil riset sains, studi pemukiman dan lingkungan hidup, hasil studi potensi daerah dan pemberdayaan masyarakat.energi, teknologi informasi serta robotika.

Prof Dr Eng Herman Sasongko mengungkapkan bahwa hasil karya yang dipamerkan berupa prototype riset yang selama ini dikembangkan oleh ITS. Prototype dihadirkan dengan harapan dapat menyakinkan masyarakat bahwa hasil riset tersebut dapat diterapkan. ”Pemerintah maupun perusahaan harus melihat prototype itu dulu sebelum melangkah ke tahap komersialisasi,” jelasnya. (fin/izz)

Info lebih lanjut tentang Kuliah Bung Karno dapat dilihat di http://www.kuliahbungkarno.com