Patricia Permana Jati Hapsari, panitia, menyebutkan bahwa peserta dari lomba ini berasal dari Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan. Lomba ini rencananya akan dilaksanakan selama dua hari hingga Jumat (30/3).
Para siswa diharuskan untuk membuat mading 3D secara on the spot pada hari pertama. "Kami menyediakan waktu pengerjaan selama 10 jam di hari pertama. Seluruh kreasi akan dipamerkan di hari kedua," ujar mahasiswi yang kerap disapa Patty ini.
Transformasi Energi menjadi tema besar dalam lomba ini. Patty mengungkapkan, lomba ini memang bertujuan untuk menggali pemahaman siswa tentang energi alternatif baru dalam bingkai kreativitas berupa mading.
Menurutnya, lomba ini sangat penting untuk memancing kesadaran siswa dalam penggunaan energi secara bijak. "Lebih baik lagi bila suatu saat mereka tertarik untuk mengembangkan ide penyelamatan energi yang mereka usung dalam mading," harap Patty.
Berbagai ide kreatif muncul dari tangan para siswa. Berlian Nada contohnya, ia bersama timnya membuat bentuk tiruan laut dilengkapi pasir serta kapal-kapalnya. Melalui karya tersebut, ia mencoba mengkritik penggunaan jaring untuk menangkap ikan. Menurutnya, hal tersebut tidak ramah lingkungan karena bisa merusak terumbu karang.
Namun, Berlian tidak hanya mengkritik. Ia juga membawa solusi pengganti jaring berupa penggunaan lampu. "Lihat saja waktu bulan purnama, pasti banyak ikan yang berkumpul di permukaan. Jadi, kami menggunakan lampu sebagai pengganti bulan purnama," ungkap siswa SMA Al Islah Lamongan ini.
Ide menarik lainnya juga muncul dari tangan Eko Cahyo. Masalah sumber energi dari masa ke masa menjadi perhatian siswa pondok pesantren ini. Ia bersama timnya mencoba menampilkan perbandingan sumber energi berupa kincir angin dan panel surya. Menariknya, Eko banyak menggunakan bahan-bahan bekas pakai untuk kreasinya. "Kami menggunakan lemari bekas kakak kelas kami di asrama. Daripada nganggur, lebih baik kami manfaatkan," ujarnya seraya tersenyum.
Lain Eko, lain pula Adi Pranata. Siswa SMA Mojoagung ini membuat miniatur hutan mangrove dari ranting dan jerami kering. Dalam karyanya, Adi menampilkan pemandangan rumah-rumah yang dibangun di atas akar mangrove. Ia juga menjelaskan, kotoran penghuni rumah-rumah tersebut akan diolah menjadi biogas dan dimanfaatkan kembali untuk kesejahteraan mereka. "Semoga, suatu saat ide kami bisa diterapkan di kehidupan nyata," harap Adi. (ram/izz)
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar servis sepeda motor gratis bagi teknisi pembaca meter
Tuban, ITS News – Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut mendukung percepatan digitalisasi sektor pertanian melalui
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sukses memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam
Kampus ITS, ITS News – Departemen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan pemetaan dan digitalisasi data spasial di