Awalnya, Adri, pemateri, mengajak peserta untuk menguji tingkat konsentrasi peserta dengan bermain. Sesuai dengan karakternya yang kocak, Adri mampu menghangatkan forum. Permainan ringan dan menggelikan yang diperagakannya sontak membuat peserta terbahak-bahak. Bahkan tak sedikit dari mereka yang berteriak histeris. Segera saja peserta dibuat akrab dengan pembicara yang ada di hadapannya.
”Saya tidak ingin ada penghalang antara kita. Sehingga saya perlu mencairkan suasana,” jelas Adri. Lalu pria asal Kediri ini mengambil contoh sederhana tentang presentasi. Yakni membacakan curriculum vitae (cv).
Menurutnya, selama ini cv pembicara seringkali dibacakan dengan datar-datar saja, sehingga peserta tidak begitu menghiraukannya. Menurut Andri, peserta justru bisa tertarik pada cv pembicara ketika pembawa acara membacakannya dengan cara yang dramatis.
Untuk dapat melakukan prsentasi yang baik di depan umum, Adri mengemukakan, ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan. Pertama adalah cara menyampaikan pesan. Ia menceritakan banyak orang yang salah dalam menafsirkan pesan yang diterima karena kurangnya kemampuan dalam menjelaskan maksud.
Selain itu, sikap santai dalam membawakan materi pun menjadi faktor yang sangat penting. Seperti yang ia sampaikan di awal, Adri ingin agar dirinya dan peserta akrab. Terbukti, permainan di awal acara tadi sanggup menghilangkan kesan formal dalam acara yang berlabel ‘kuliah tamu’ ini. ”Sering kita bisa berbicara dengan baik secara personal dengan teman kita, tapi tidak saat di depan banyak orang. Maka hilangkan kesan formal dalam pikiran kita,” ucapnya.
Poin ketiga yang disampaikan Andri adalah pemateri harus mampu membuat peserta tertarik dengan pemateri. Bagaimanapun, menurut Adri, jika peserta merasa tertarik, rasa gugup bisa hilang. Konon, ia pernah menyiram sebotol air mineral di tengah kerumunan peserta yang saat itu kurang menghiraukannya. ”Walaupun tidak lazim, hal yang menarik perhatian mereka perlu kita lakukan,” tukasnya.
Sementara di sesi tanya jawab, Muhammad Yasir, peserta, bertanya tentang membuat slide power point yang menarik. Namun dalam waktu yang terdesak alumni Universitas Airlangga ini menjelaskan bahwa yang terpenting adalah pesan yang disampaikan. Menurutnya, apa yang disampaikan dalam slide harus mengena di hati dan pikran peserta, walaupun sederhana.
Misalnya saja, Andi menyebutkan, slide yang tidak banyak tulisan dan kata yang tertulis mengundang daya tarik. ”Semuanya perlu latihan dan proses. Saya dulu saat pertama kali mengisi, ada peserta yang tidur, ngobrol, bahkan sampai pesan bakso di tengah acara,” ucapnya.
Agar Kultur Berubah
Sementara itu, pihak penyelenggara, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FTK ITS, meminta Pembantu Dekan I FTK untuk memberi sambutan. Dalam sambutannya, Dr Ing Setyo Nugraha mengatakan acara ini memang sangat diperlukan oleh mahasiswa ITS. Pasalnya, ia menilai bahwa kualitas mahasiswa ITS masih kalah dengan mahasiswa di Singapura dan Malaysia dalam hal presentasi.
Ia ingin agar mahasiswa ITS lebih bisa meningkatkan kemampuan dalam presentasi di depan umum. Apalagi untuk mahasiswa yang akan menghadapi sidang tugas akhir. Ia menginginkan agar sivitas akademika ITS memperbaiki kultur dalam presentasi. Selama ini, ITS dikenal kurang begitu baik dalam menyampaikan pesan di dalam forum. ”Prestasi bisa dicapai dengan kita menyampaikan pesan kepada orang lain,” pungkasnya. (nir/fz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung