Jauhnya medan tak menghentikan langkah mereka untuk mengaplikasikan PKMMnya. ”Lokasinya jauh, 18 kilometer ke arah Gunung,” terang Iswan, ketua tim. Selama dua hari sejak Sabtu (24/3), keempatnya memperkenalkan Bio Pangeum edulle Insecticide (Bio-Paulis) kepada warga desa.
Lebih lanjut, Iswan menjelaskan bahwa Pangeum edulle adalah nama lain dari buah picung atau lazim disebut buah kluwek. Sebenarnya, ide tim ini terinspirasi dari keprihatinan terhadap minimnya pemanfaatan buah kluwek. Padahal buah yang biasa dibuat untuk bumbu masak dapur ini mempunyai potensi yang besar sebagai insektisida.
Konsep pemanfaatan picung sebagai Bio-Paulis sendiri tak jauh dari pemanfaatan gadung sebagai pembasmi hama. Yaitu dengan memanfaatkan ekstrak buah. Hanya saja, sasarannya berbeda. Picung baik digunakan untuk pembasmi hama wereng pada tanaman padi.
Di hari pertama pelaksanaan, tim Bio-Paulis memberikan penjelasan mengenai cara pembuatan Bio-Paulis. Tidak hanya berupa paparan, tim Bio-Paulis juga mengajak para peserta yang terdiri dari para Ketua Kelompok Tani, para petani, dan perangkat desa untuk membuat ekstrak picung.
Tak tanggung-tanggung, tim Bio-Paulis menyediakan dua kwintal buah picung untuk praktek kali ini. ”Sisanya, akan kami berikan supaya para petani dapat membuat di rumah,” terangnya.
Berbekal golok, para peserta membelah picung. Selanjutnya, secara bergantian mereka menumbuk picung dengan alu dan lesung. Kemudian, picung halus disaring. Dari praktek ini, diperoleh lebih dari 10 liter ekstrak picung.
Sementara itu, di hari kedua, para peserta tidak kalah semangat. Sejak pagi, mereka telah berkumpul di balai desa. Berbekal dua buah tangki penyemprotan, para peserta turun ke sawah. ”Hari kedua kami fokus praktek menyemprot,” ujar mahasiswa angkatan 2011 ini.
Awalnya penyemprotan dilakukan hanya pada lahan tanaman padi saja. Namun, di lapangan, warga desa meminta dilakukan penyemprotan pada lahan coklat. ”Wereng juga ada pada tanaman coklat,” ujar Nasruddin, Ketua Kelompok Tani Suka Makmur.
Antusias peserta terbilang sangat besar. Para petani anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sekar Lumintu ini pun berharap akan ada program lanjutan. ”Semoga, kegiatan ini tak hanya sekali,” ujar Suparjo, Anggota Tim Penyuluh Dinas Pertanian dan Kehutanan yang berkesempatan mengikuti program ini.
Sebagai tindak lanjut, tim Bio-Paulis menjanjikan akan memberikan bibit buah picung sehingga dapat ditanam di Desa Wates. Selain itu, masih ada tutorial pembuatan Bio-Paulis dalam bentuk CD yang akan dibagikan kepada para kelompok tani. (ran/fz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan