ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
24 Maret 2012, 21:03

Ketika Muslimah Dihadapkan Pilihan untuk Bekerja

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Uniknya, acara ini mengangkat tema Menciptakan Keluarga Sakinah Mawaddah Warohmah (Samara). Padahal sebagian besar peserta adalah mahasiswi. Namun, materi ini memang dirasa penting sebagai bekal ketika berkeluarga kelak. Tiga materi dari pembicara hebat pun diharapkan mampu membuka wawasan mereka lebih dalam.

Diawali oleh Reni Astuti, Ketua Yayasan Harapan Muslimah yang juga alumni ITS. Dalam materinya, ia menjelaskan tentang perencanaan karir sebagai seorang muslimah.

Sebagai seorang perempuan dengan ruang gerak terbatas, tidak menutup kemungkinan untuk dapat berkarir. Yakni, dengan melihat peluang kerja yang ada, serta menyatukan karir tersebut dengan minat dan keahlian masing-masing. "Asalkan selalu ingat kodrat perempuan yang sejatinya keluarga lebih diutamakan," tuturnya. Sehingga perlu adanya keseimbangan untuk mewujudkan keluarga Samara.

Lebih lanjut, Sinta Yudisia, Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Jawa Timur, menjelaskan mengenai manajemen rumah tangga yang islami. Beberapa poin penting perlu dicatat sebagai pedoman seorang muslimah yang memutuskan untuk bekerja ketika berkeluarga nanti.

”Perlu sekolah khusus untuk membentuk keluarga yang sakinah,” ujar Kontributor Rumah Keluarga Indonesia & Sekolah Pra Nikah. Berkaca dari beberapa pengalaman rumah tangga orang lain juga merupakan cara yang baik untuk instropeksi diri.

Tak hanya itu, menurut Sinta, menjadi seorang wanita pun harus detail dalam melakukan sesuatu. ”Jadilah wanita yang cerdas,” ucap wanita kelahiran 18 Februari ini. Mulai dari mengatur jadwal, mengelola konflik hingga terampil dalam pekerjaan kecil.

Komunikasi juga turut mempengaruhi hubungan keluarga. Misalnya saja, keputusan ingin berkarir. Bila tidak dikomunikasikan, pasti terjadi salah paham. Padahal, keluarga tidak akan melarang sesuatu yang telah diinformasikan sebelumnya.

Dikatakannya, telepati merupakan konsep dari komunikasi efektif. Telepati dapat diartikan sebagai kontak antara dua orang yang saling mencintai. Sebut saja ikatan batin, dengan begitu anggaplah peluang untuk berbohong sangat kecil. Begitulah liku-liku kondisi keluarga yang sangat beragam. ”Semua memiliki porsi masing-masing dan bersyukurlah,” pesannya.

Selain itu, materi taaruf disampaikan pula secara gamblang oleh Maryam Mustafa Maziun dari Salimah Jatim. Tata cara pernikahan dalam islam dan aturan yang perlu diketahui sebagai muslim tak luput dari penjelasannya. (lik/esy)

Berita Terkait