ITS News

Sabtu, 18 Mei 2024
15 Maret 2012, 01:03

Hati-Hati Plagiarisme!

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Belakangan ini kata plagiarisme makin popular terdengar. Terutama di lingkup perguruan tinggi. Terlebih setelah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) di awal tahun 2012 ini memberikan surat edaran tentang kewajiban bagi mahasiswa untuk mempublikasikan karya ilmiah.

Publikasi karya ilmiah ini nantinya juga akan dijadikan sebagai syarat mutlak kelulusan mahasiswa. Tak pelak hal ini menimbulkan pro dan kontra. Ada pihak yang menilai mahasiswa Indonesia belum siap, ada pula yang menilai ini merupakan langkah positif untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jurnal nasional asal Indonesia.

Meski demikian, surat edaran ini masih bersifat sebagai arahan bagi universitas untuk mendorong mahasiswanya menerbitkan hasil karya baik pada jurnal kampus, nasional, maupun internasional. Itulah sebabnya, hingga saat ini belum ada sanksi yang memberatkan apabila karya tersebut tidak berhasil dimasukkan ke jurnal.

Terkait publikasi ilmiah yang dilakukan, hal ini juga dapat mengurangi tingkat plagiarisme tugas akhir. Dengan banyaknya karya tulis yang terunggah di internet, tentu penjiplakan ide atau karya tulis menjadi gampang ketahuan.

Saat ini di ITS telah dibentuk badan baru bernama Badan Pengelolaan dan Perlindungan Kekayaan Intelektual (BP2KI) ITS. Sebuah langkah awal dari kebijakan baru untuk mengelola karya tulis dan kekayaan intelektual lain di lingkup ITS.  

Tipe-Tipe Plagiarisme dan Cara Menghindarinya.
Sebelum tahu cara menghindari plagiarisme, ada baiknya kita mengetahui jenis-jenis plagiarisme secara umum. Tipe pertama yaitu meniru kata per kata. Artinya si plagiat ini meng-copy langsung dari sumber tanpa melakukan pengubahan sedikitpun. Tipe plagiarisme ini sering dilakukan pelajar ataupun mahasiswa saat malas mengerjakan tugas. Bisa dengan cara copy paste dari internet ataupun pekerjaan teman.

Tipe berikutnya adalah plagiarisme pengakuan, disini sang pelaku akan mengaku-ngaku sebagai pemilik dari karya tulis seseorang. Biasanya yang dilakukan hanya mengganti namanya saja. Modus ini sering dilakukan dalam membuat tugas akhir. Mahasiswa yang tidak kreatif bisa meniru tugas akhir dari angkatan sebelumnya atau universitas lain untuk mempercepat kelulusannya.

Tipe terakhir yaitu plagiarisme ide, yaitu mengklaim ide orang lain sebagai idenya. Tipe ini mungkin yang paling sering kita lakukan. Disadari atau tidak, mengambil sumber dari buku atau internet tanpa mencantumkan sumber juga merupakan plagiarism.

Berikut di bawah ini adalah cara-cara mengurangi dan menghindari plagiarisme.

1. Meningkatkan integritas.
Setiap individu harus sadar bahwa plagiarisme merupakan pencurian kekayaan intelektual yang tertulis dalam Undang-Undang. Dengan melanggar, baik ketahuan maupun tidak ketahuan tetap saja sebuah pelanggaran. Diharapkan kesadaran muncul dari diri sendiri maupun instansi yang terkait untuk bersama-sama memerangi plagiarisme.

2. Menerapkan sanksi yang tegas
Bagi instansi seperti universitas ataupun pihak berwajib yang mengetahui adanya pelanggaran ini dapat memberi sanksi yang tegas. Tentu tidak satupun dari kita ingin berurusan dengan hukum, apabila telah terjadi, efek jera yang didapat bisa saja membekas bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitar.

3. Menggunakan software anti plagiarism
Saat ini sudah banyak software berbasis online website yang menyediakan layanan anti plagiarisme. Tidak perlu rumit-rumit memikirkan algoritma yang benar, pengguna cukup memasukkan artikel yang ingin diperiksa untuk dibandingkan dengan artikel lain di jagat maya. Beberapa software yang dapat digunakan di antaranya Copyscape, Viper, Turnittin, dan Article Checker.

"Hari gini masih plagiat, apa kata dunia?"

 

Lutfi Hilman Prasetya
Mahasiswa Sistem Informasi angkatan 2010
 

Berita Terkait

ITS Media Center > Opini > Hati-Hati Plagiarisme!