ITS News

Rabu, 17 Desember 2025
15 Maret 2012, 15:03

Hans: Mau Kuliah di Perancis Wajib Lulus B2

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dengan wajah penuh ceria Hans memaparkan persiapan apa saja yang perlu dilakukan mahasiswa sebelum mengambil studi di Perancis. Hans menyebutkan, salah satu syarat wajibnya yaitu calon mahasiswa harus lulus tes bahasa Perancis tingkat B2 sebagai tiket utama belajar di Perancis.

”Jika tidak lulus B2, Anda terpaksa tidak bisa kuliah di Perancis,” ungkap pakar Marine Biology  ini. B2 tak lain merupakan salah satu tahapan jenjang tes bahasa Perancis yang wajib dimiliki oleh siapa pun yang ingin melanjutkan kuliah di Perancis, tidak terkecuali mahasiswa Fast Track.

Namun, tidak perlu khawatir, Wakil Direktur Pascasarjana ITS, Dr Ir Ria Asih Aryani Soemitro M Eng, memberi penjelasan khusus soal sertifikat B2 ini. Ria yang juga bertindak sebagai moderator itu mengungkapkan bahwa mahasiswa yang tidak bersertifikat B2 tetap akan mendapatkan beasiswa S2. ”Mereka akan kami switch di program S2 ITS,” terang Ria.

Dalam kesempatan tersebut, Hans hadir mewakili Universitas La Rochelle sebagai salah satu di antara 10 universitas yang menjadi kampus penerima beasiswa Fast Track Perancis. Kehadiran Hans di ITS ini khusus memberi pengarahan dan informasi penting terkait dengan kelengkapan administrasi studi, fasilitas yang disediakan La Rochelle, serta kehidupan mahasiswa di Perancis nantinya.

Lebih lanjut, Hans menerangkan bahwa administrasi masuk La Roselle dimulai kisaran bulan Mei hingga Juni. Sementara untuk persiapan administrasi tersebut, mahasiswa Fast Track Perancis nantinya akan dibantu oleh pihak Campus France, yaitu badan khusus yang membantu mahasiswa untuk studi di Perancis. ”Kami akan membantu mahasiswa jika ada masalah dalam pengisian form studi,” ungkap Siska Martina salah satu perwakilan Campus France di Surabaya.

Selain administrasi, Hans juga memaparkan berbagai fasilitas yang akan didapat mahasiswa selama di La Rochelle. Fasilitas yang dapat diakses mahasiswa antara lain asrama mahasiswa, kafetaria dengan potongan harga makanan bagi mahasiswa dan fasilitas sepeda gratis untuk mahasiswa.

”Memang di sini semua mahasiswa menggunakan sepeda sebagai alat transportasi di dalam kampus,” kata Hans yang mengaku baru pertama kali mengunjungi Indonesia ini. Dirinya menambahkan, selain sepeda, nantinya ada bis kampus yang siap mengantarkan mahasiswa mobilitas antar kampus, mengingat letak antar gedung di La Rochelle yang terpisah.

Sebelumnya memang sudah pernah ada tiga pertemuan serupa dengan mahasiswa Fast Track Perancis. Namun pada pertemuan keempat ini khusus menjelaskan informasi seputar Universitas La Rochelle, Perancis.

Mahasiswa Bebas Pilih Kampus Tujuan

Program Fast Track Perancis membebaskan penerima beasiswa memilih sendiri kampus tujuannya di Perancis. ”Jumlah total ada 10 universitas yang  dijadikan rekomendasi oleh atase pendidikan di Perancis,” kata Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT, Direktur Program Pascasarjana ITS.

Namun, Adi menambahkan, dari 10 universitas tersebut, baru empat universitas yang menyatakan positif mau menerima mahasiswa Fast Track. Semantara enam sisanya akan segera menyusul.

Dari 10 universitas inilah mahasiswa bisa memilih kampus tujuan yang sesuai dengan bidang yang mereka ingin dalami. ”La Rochelle yang hadir saat ini hanya salah satunya, dan memang tidak mungkin menampung semua bidang ilmu yang diharapkan oleh mahasiswa,” kata Adi.

Selama di Perancis nantinya,  proses studi mahasiswa akan dibimbing oleh satu orang profesor dengan keahlian khusus di bidangnya. Sehingga, selain memilih kampus tujuan mereka akan diberikan seorang profesor yang mendampingi masa studi di Perancis. (anl/fz)

Berita Terkait