ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
05 Maret 2012, 10:03

Rojo Segoro, Raja Lautan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Saat itu cuaca bersahabat, matahari membungkam diri dibalik awan. Tidak banyak  panas yang sampai ke bumi. Intensitas angin pun sedikit, sehingga ketakutan badai sepertinya mustahil akan menghampiri Rojo Segoro. Puluhan crew kapal, bersiap untuk menjalankan latihan rutin mereka untuk menempuh perlombaan Atlantic challenge yang tahun ini akan digelar di Irlandia.
Segala jenis persiapan untuk melaut sudah disiapkan. Mulai dari segala jenis persiapan standar kelautan seperti pelampung, tali temali sampai ke persiapan fisik dan mental. Dalam latihan kali ini, para senior yang terdahulu turut memeriahkannya. Mereka yang telah berpengalaman tersebut turut membantu juniornya dalam latihan ini. Mereka menggunakan kapal pendahulu Rojo Segoro itu sendiri, yaitu kapal merdeka yang telah ikut dalam lomba Atlantic challenge dari tahun 2002 sampai 2008 yang pelaksanaanya setiap dua tahun sekali.
Latihan dimulai dengan berdo’a yang dibuka oleh kapten kapal Rojo Segoro sendiri yaitu Arifin, mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan 2007 ITS. Kemudian dilanjutkan dengan pemanasan fisik untuk mencapai kondisi prima para pelaut ini. Setelah semuanya dalam kondisi siap sedia, kapal dituntun ketengah lautan untuk memulai latihan inti.  
“RS crew, buka dayung,”  perintah kapten kapal Rojo Segoro dengan suara berat ala pemimpin. Seketika itu dengan sigapnya sepuluh pendayung  menarik dayung yang awalnya terletak sejajar kapal menjadi membuka menantang laut. Ini pertanda Rojo Segoro siap menguasai lautan. Sesuai dengan arti harfiah dari bahasa Jawa nama Rojo Segoro sendiri yakni raja lautan.
“Crew, start oar,” cak Ipin sebagai kapten kapal memberi komando  kepada pendayung untuk memulai pendayungan.  Oar atau dayung menghempas kelaut untuk memulai pergerakan mengarungi bahari kenjeran indah.  Para crew kapal dengan posisi awal memegang dayung dengan punggung sedikit dibungkukkan mulai menarik dayung dengan sekuat tenaga. “Samakan dayungnya, serentak, ikuti iramanya,” sang kapten kembali berkoar-koar, melihat masih tidak samanya irama pendayungan dari sebagian kru.
Rojo Segoro menantang merdeka, begitu rencananya, para crew mempersiapkan sparing antar dua kapal kebanggan ITS dan PPNS ini. Dua kapal ini siap berlomba adu cepat dayung. “RS Crew Start oar,” suara keras kapten keluar lagi tanda perlombaan dimulai. Rojo Segoro sempat memimpin di awal karena faktor kapal yang lebih ringan dari kapal merdeka, namun salah satu crew wanita sepertinya kehilangan power sehinggga berhenti mendayung. Ini membuat ketidak seimbangan kekuatan sehingga kapal merdeka memimpin perlombaan ini hingga finish.
Sejauh berjalannya latihan, angin masih belum menampakkan semilirnya, riak air masih kecil. “Yakapa carane mau sailing angine nangdi,” seloroh salah satu kru. Memang, jadwal setelah latihan dayung akan ada latihan sailing atau berlayar. Namun, kapten Ipin dengan tegas memutuskan, “Walaupun tidak ada angin kita akan tetap latihan sailing”.
Para kru mulai mengangkat tiang-tiang layar tersebut. Ukurannya sangat besar, beratnya mungkin sangat berat, sehingga kelihatan mereka berjerih payah dalam mengangkatnya. “Tarik tali foresail-nya,” kapten mulai berorasi memimpin para awak. “Mainsail-nya ditarik lagi, eratkan talinya,” tak berhenti kapten mengambil kebijakan strategis saat itu.
Sekali layar tekembang pantang surut kebelakang. Pepatah lama para pelaut sepertinya memang begitu adanya. Rojo Segoro telah selesai memngembangkan layarnya. Namun dimana angin? Angin sepertinya masih belum mengizinkan mereka untuk latihan sailing.
Setelah berjalannya waktu, angin mulai menampakkan dirinya. Hembusannya mulai menyejukkan kulit para pelaut. Kecepatan kapal bertambah terkena dorongan angin.  Semakin lama angin semakin cepat kapten mulai tersenyum, awak kapal semakin bersemangat. Semuanya bersorak, sepertinya pelayaran ini memang mereka nikmati.
Angin semakin beringas dalam ukuran normal, awak kapal semakin bersemangat. Sesekali kapten kapal mengingatkan kru untuk mengatur tali-tali layar tersebut agar cepat sampai tujuannya. Sempat terjadi suatu ketegangan dimana kapal hampir terbalik, namun itu hanyalah persepsi penumpang. Karena memang salah satu strategi agar bisa cepat yaitu dengan memiringkan kapal, namun para penumpang sedikit pucat ketika kapal terlalu miring.
Langit sore pun mengadu kelaut, sudah terlihat matahari mulai memerah. Pertanda latihan akan segera diakhiri. Kapal merapat ke pelabuhan. Latihan hari Sabtu, 3 Maret telah tuntas diselesaikan. (ais)
   

Berita Terkait