ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
05 Maret 2012, 14:03

Cetak Mentor Kreatif dengan Sekolah Mentor

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sekolah Mentoring ini merupakan inovasi program baru BPM JMMI. ”Sebelumnya ada Daurah Mentor dan Training for Mentor (TFM), sekolah mentor ini menggabungkan antar keduanya,” kata Rizki Amalia, salah satu panitia dalam Sekolah Mentor. Tujuan penggabungan ini, menurut mahasiswi yang akrab disapa Kiki ini sebagai usaha untuk meningkatkan efektivitas dari acara tersebut.

Program Sekolah Mentor dirancang khusus dengan tiga tahapan. Setiap tahapan menghadirkan materi yang berbeda. ”Rencananya akan ada tiga kali Sekolah Mentor dengan tingkatan materi yang berbeda di setiap tahap,” ungkap Kiki. Kiki dan panitia Sekolah Mentor berharap, dengan mengumpulkan seluruh mentor ITS dapat meningkatkan kapasitas dan kreatifitas mentor selama menjalankan perannya.

Tujuan ini disambut baik oleh Agus Suyanto, salah satu pembicara yang hadir dalam Sekolah Mentor. ”Mentoring menjadi salah satu cara untuk melakukan pendidikan moral bagi mahasiswa,” kata Agus di awal penyampaian materi.

Dengan urgensi peran itulah, mentoring disajikan dengan format yang mampu menarik hati mahasiswa peserta mentoring. Di samping itu, inovasi dan kreatifitas seorang mentor dalam mentoring ternyata menjadi salah satu faktor yang menentukan masa depan mentoring di ITS. ”Alat dan cara yang digunakan dalam mentoring harus tepat,” kata Agus.

Kiat menjadi mentor yang kreatif pun dibagikan Agus ketika membawakan materi yang bertajuk Menyentuh Hati Dengan Mentoring. Kreatifitas dapat diwujudkan dengan mengubah cara penyampaian mentoring yang monoton. ”Gunakan kisah sehari-hari untuk menyisipkan nilai-nilai dari materi mentoring,” tandasnya.

Dengan mengubah pola penyampaian materi tersebut, menururt Agus dapat mempermudah penyerapan materi mentoring. ”Kesederhanaan penyampaian materi akan lebih mudah diterima dan bertahan lama dalam ingatan seseorang,” ungkap Agus menambahkan.

Tak sampai distu, Agus juga menyebutkan, seorang mentor layaknya dapat menceburkan diri dalam penyampaian materinya sesuai dengan sudut pandang seorang peserta mentoring (mente, red). ”Mentoring kita akan menjadi membosankan ketika mentor mengabaikan sudut pandang seorang mente,” kata Agus.

Kiki juga mengungkapkan, seluruh rangkaian Sekolah Mentor bertujuan untuk membentuk pribadi seorang mentor yang berdedikasi, berkarakter, dan bermanfaat. ”Kami ingin menumbuhkan rasa bangga ketika seseorang menjadi mentor dan siap menjadi seorang teladan,” katanya. (anl/fz)

Berita Terkait