Bathik bukanlah kain batik. Melainkan singkatan dari balung pithik (tulang ayam, Red). Adit, panggilan akrab Aditya, melihat peluang bisnis dari bahan sederhana tersebut.
Semua berawal dari hobi mahasiswa angkatan 2008 ini dalam dunia kuliner. Rasa penasarannya terhadap balung pithik membuat ia mulai membayangkan sebuah resep untuk mengolahnya. Hingga akhirnya ia mendapat ide untuk membentuk tulang ayam menjadi kuliner khas yaitu sate. Aneh memang, ketika membayangkan apa yang bisa dinikmati dari sepotong tulang.
Tetapi bayangan itu sebenarnya tidak begitu menakutkan. Tulang ayam yang dipilih adalah tulang pilihan yang telah diolah dalam dua jenis proses. Yang pertama yaitu melalui presto tulang ayam. Sementara proses kedua adalah digiling agar terasa lebih empuk ketika dikunyah. Setelahnya, balung siap dibakar dan disajikan.
Tanggapan dari konsumennya berbeda-beda. Ada yang menyukai metode presto, ada pula yang menyukai balung giling. Akhirnya, Sate Bathik pun bertahan dengan dua variasnya. Adit menjalankan bisnisnya di mini cafe jurusannya, Teknik Fisika.
Meski begitu, Adit mendapat banyak respon positif. ”Mereka (para konsumen, Red) sangat antusias dan mendukung Sate Bathik.” papar lelaki asli Surabaya ini. Tanggapan itu pulalah yang turut mengantarkan Sate Bathik mengukir beberapa prestasi.
Ia pertama kali mencoba bergelut dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K). Sebesar Rp 5 juta ia dapatkan sebagai modal awal untuk mewujudkan usahanya. Ia pun kembali mencoba dalam beberapa ajang kewirausahaan lainnya, salah satunya adalah YBC.
YBC merupakan ajang kompetisi bisnis bagi wirausaha pemula dari kalangan mahasiswa. Lomba ini diadakan oleh Sosro Joy Green Tea. Salah satu tujuannya adalah sebagai akselerasi skala usaha kreatifitas mahasiswa. Kompetisi bergengsi ini menggandeng mahasiswa yang sudah memiliki usaha kurang dari lima tahun.
Penilaian dalam kompetisi ini dibagi dalam empat kategori. Antara lain kuliner, distribusi, umum dan kreatif. Ada empat puluh tim dari regional Jawa Timur. Sate Bathik berhasil menjadi juara dalam kategori Kreatif mewakili ITS serta regional.
Selama lomba, ia mendapat banyak pelajaran berharga. Salah satunya adalah presentasi bisnis yang dilakukan oleh pihak Sosro dan kegiatan mentoring dari pillar Business Accelerator. Kegiatan-kegiatan ini banyak membuka wawasannya mengenai dunia bisnis. ”Selain itu terdapat agenda keakraban yang memberikan saya kesempatan untuk kenal dengan pengusaha muda lainnya,” ujarnya.
Ada beberapa inovasi yang sudah direncanakan oleh Adit. Salah satunya adalah meluncurkan produk olahan baru, yaitu bakso tulang. Ia pun sedang merancang sistem order atau pesanan bagi konsumennya.(lik/lis)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,