Pengalaman ITS sudah tidak bisa diragukan lagi dalam bidang teknologi. Salah satu contoh sukses yaitu di bidang otomotif, Prof I Nyoman Sutantra MSc PhD dari Jurusan Teknik Mesin. Ia berhasil membuat teknologi Capasitor Discharge Ignition (CDI) untuk mobil dan dapat berkolaborasi dengan Kanzen.

ITS juga telah bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam bidang pertahanan dan keamanan (Hankam). ITS melakukan penelitian mengenai bahan peledak, sistem radar, war game dan masih banyak lagi. Namun pada akhirnya TNI masih membeli produk impor dari luar.

Ternyata banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan ITS untuk lebih expert dalam bidang teknologi. Hal tersebut dibahas dalam Diskusi Ilmiah Inovasi Teknologi oleh Prof Dr Ir Gamantyo Hendrantoro PhD.

Salah satunya yaitu dana penelitian disertai jumlah penelitian yang tidak sedikit, tidak sejalan dengan pendapatan dari kerjasama dengan lembaga atau pihak di luar ITS. Publikasi yang dilakukan juga masih belum maksimal sehingga nama ITS masih agak terdengar asing. ”Jumlah publikasi internasional naik setiap tahunnya, tetapi publikasi nasional masih naik turun,” paparnya.

Terkadang hal yang sebenarnya sangat penting terlupakan oleh peneliti di ITS seperti pendaftaran paten. ”Paten bagi ITS adalah hal baru,” imbuh Sekretaris 1 Bidang Penelitian LPPM ITS ini. Oleh karena itu, LPPM terus mengajak dosen yang sedang melakukan penelitian untuk segera mematenkan hasil karyanya.

Beberapa metode telah dilakukan untuk bisa memajukan inovasi teknologi di ITS seperti kunjungan ke Institut Teknologi Bandung (ITB) dan National Taiwan University of Science and Technology (NTUST). Metode tersebut dilakukan agar mendapatkan rumusan model pusat inovasi dan kreativitas atau memiliki fungsi sejenis yang cocok untuk kebutuhan ITS. ”Perlu upaya lebih keras untuk mendorong dan menjembatani inovasi hasil penelitian dan produk yang siap dipasarkan,” ucap Gamantyo diakhir presentasinya.(sha/lis)