ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
17 Februari 2012, 19:02

Server Rusak, Sivitas Akademika Resah

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tidak hanya mahasiswa yang repot, bahkan bidang Sistem Informasi
Akademik jurusan pun kewalahan pada saat Sistem Informasi Integrasi FTI dapat diakses kembali. Pasalnya, ketika website mulai dapat diakses, hampir semua jurusan di FTI menggalami gangguan. Misalnya saja di Jurusan Teknik Mesin, tiba-tiba terkendala listrik mati.

Nurul Qomari, mahasiswa Jurusan Teknik Mesin juga mengungkapkan, pengaksesan SIM akademik tidak dapat dilakukan dengan maksimal. "Awalnya susah mengaksesnya, masih berkali-kali gateway error," tuturnya.

Dikatakannya, bagi mahasiswa yang masih tahap semester awal, hal tersebut tidak begitu bermasalah. Lantaran mereka hanya tinggal mengisi mata kuliah saja. Pengisian tersebut tidaklah sulit. Sebab, sistem di Jurusan Teknik Mesin berbeda dengan jurusan lain yang harus memilih kelas untuk sebuah mata kuliah.

Ia menambahkan, kelas telah ditetapkan oleh pihak jurusan. Sehingga, mahasiswa hanya memilih mata kuliahnya saja. "Alhamdulillah, hari ini sudah selesai perwalian dan sudah disetujui dosen," tuturnya cukup lega.

Lain Ruri, lain pula Suprapto. Salah satu pegawai bidang Sistem Informasi Akademik Jurusan Teknik Mesin mengaku didera kesulitan. Ia menyatakan, tidak hanya mahasiswa yang beberapa datanya hilang. Data salah satu mata kuliah yang sudah ia masukkan pun hilang tak berbekas. "Saya harus memasukkan ulang mata kuliah tersebut. Namun, sejak dapat diakses hingga sekarang, tidak dapat di-input-kan," papar pria yang lebih dikenal dengan panggilan Cak To ini.

Suprapto menyebutkan, masalah pelik terdapat pada pengambilan mata kuliah pilihan. Di Jurusan Teknik Mesin, terdapat empat mata kuliah Pilihan Bidang Studi (PBS) yang boleh diambil oleh mahasiswa semester akhir.

Pihak jurusan membatasi kelas tersebut hanya dapat diisi maksimal 15 orang per kelas. Kuotanya baru akan ditambah lima orang lagi jika terdapat kepentingan yang sangat mendesak dari mahasiswa. "Dan itu pun prosesnya sangat sulit dan berbelit-belit Karena harus mengurus berbagai ketentuan yang telah ditetapkan jurusan," pungkasnya.

Mata kuliah PBS tersebut biasanya berkaitan dengan tema tugas akhir yang akan diambil oleh mahasiswa bersangkutan. Jika tidak mengambilnya, ia tidak dapat mengerjakan TA dengan baik. Belum lagi, masih harus berebut kelas antarmahasiswa. "Jika semester ini tidak dapat kelas, ya menunggu hingga semester depan," tandasnya.

Pegawai yang tergolong akrab dengan mahasiswa ini mengaku tidak tega melihat mahasiswa kebingungan saat melakukan FRS. Ia menjelaskan, dalam proses sorting seperti itu, lazim jika terkadang komputer tidak sesuai dengan yang diinginkan manusia. Tidak dapat dipungkiri, data pun bisa lepas atau tertinggal saat recovery.

Ia menganalogikan hal tersebut serupa dengan proses sorting di Microsoft Excel. Kadang kala, sebuah data letaknya bisa tidak sesuai. "Seperti itulah yang mungkin terjadi pada data di FTI ini," terangnya.

Mahasiswa tingkat akhir pun mengalami hal tersebut. Data FRS yang telah diisikan hilang begitu saja. Tentunya, hal tersebut mengakibatkan kuota menjadi kosong. Ini dimanfaatkan oleh mahasiswa lainnya. Jika kelas tersebut terlihat kosong, mereka langsung mengisikan namanya di kelas tersebut. "Sehingga mahasiswa yang sudah mengisi FRS jadi kebingungan," ungkapnya prihatin.

"Hingga sekarang, terdapat tiga mahasiswa tingkat akhir yang melapor terkait kehilangan data kelasnya pada PBS dan digantikan mahasiswa lain," paparnya. Solusi terbaik dari pihak jurusan sendiri juga baru akan diputuskan saat rapat jurusan pada hari Jumat (17/2). (fin/esy)

Berita Terkait